ASPEK.ID – Upaya pemerintah dalam membangun pertanian di perbatasan mulai membuahkan hasil dengan kegiatan ekspor sejumlah wilayah perbatasan ke negara tetangga.
“Terus bertumbuh, volume ekspor Semangka asal Rote. Kita terus gali potensi komoditas unggulan diperbatasan yang bisa di ekspor,” kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) melalui keterangan tertulisnya kepada Aspek.id.
Menurut Jamil, kegiatan ekspor buah hortikultura ini bukan yang pertama kalinya, berdasarkan data sistem otomasi perkarantinaan IQFAST, tercatat hingga pertengahan tahun 2019 ini, terdapat 20,1 ton buah semangka segar asal Kabupaten Rote, Nusa Tenggara Timur ini yang telah dilalulintaskan menuju negeri tetangga, Timor Leste.
Jamil juga menambahkan bahwa neraca dagang berjalan tahun 2019 komoditas pertanian ke negara RDTL masih negatif, dimana jumlah ekspor aneka komoditas pertanian sebanyak 1,8 ribu ton dan sebaliknya jumlah komoditas yang masuk sebanyak 3,8 ribu ton.
“Perlu kita gali dan dorong bersama Pemda agar komoditas pertanian di wilayah batas negara bisa bertumbuh dan surplus. Dan kami melalui unit kerja karantina pertanian Kupang siap mengawal,” ungkapnya.
Pembangunan pertanian di wilayah perbatasan termasuk di NTT juga turut didukung sinergi Kementan dengan kementerian dan lembaga lain.
Hal ini sejalan dengan agenda prioritas kebijakan Pemerintah Jokowi–JK yang telah menetapkan pembangunan wilayah perbatasan.
Dalam Nawa Cita pemerintah Jokowi-JK disebutkan pemerintah akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.
Salah satu sektor yang menjadi fokus pembangunan di wilayah perbatasan adalah sektor pertanian.
Sektor ini dinilai dapat menghasilkan nilai tambah tinggi bagi masyarakat.
“Upaya ini telah dilakukan pak Mentan Amran. Dan akan terus berlanjut. Dan hasilnya berupa sistem pertanian modern terpadu dan berkelanjutan melalui pendekatan kawasan mulai terlihat. Buktinya kita mulai ekspor dan terus bertumbuh,”‘ jelas Jamil.