ASPEK.ID, JAKARTA – Laporan awal atau preliminary report hasil investigasi kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ182 akan dirilis bulan depan atau 30 hari setelah kecelakaan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) melakukan investigasi bersama tim dari Amerika Serikat (AS) berjumlah 11 orang pada Minggu (17/1) kemarin.
Empat orang diantaranya dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), empat orang dari Boeing, dua orang dari Federal Aviation Administration (FAA) dan satu orang dari General Electric atau pembuat mesin pesawat.
“Kami berharap 30 hari setelah kecelakaan, kami dapat memberikan laporan awal,” kata Kepala Sub Komite Investigasi Keselamatan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa (19/1).
Nurcahyo enambahkan, KNKT juga telah melakukan pengunduhan terhadap seluruh data kotak hitam, yakni Flight Data Recorder (FDR) yang dtemukan pada Rabu (13/1).
“Sudah berhasil diunduh dengan total 370 parameter, 27 jam atau 18 penerbangan termasuk penerbangan yang mengalami kecelakaan,” jelasnya.
Namun data tersebut masih akan didalami lagi dan sampai saat ini belum bisa dibagikan atau dipublikasikan.
“Kami mendapatkan beberapa petunjuk untuk didalami lebih lanjut untuk data yang kami perlukan untuk keperluan investigasi dan kami juga kami sangat mengharapkan dapat ditemukan CVR untuk mendukung data yang kami peroleh dari FDR,” tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, pesawat Sriwijaya Air dengan kode penerbangan SJ182 terbang dari Bandara Soekarno-Hatta, Tanggerang (CGK) dengan tujuan Bandara Supadio Pontianak, Kalimantan Barat (PNK) pada Sabtu (9/1).
Sriwijaya Air SJ182 kehilangan lebih dari 10.000 kaki ketinggian dalam waktu kurang dari satu menit, sekitar 4 menit setelah keberangkatan dari Jakarta usai mengalami delay sekitar 30 menit.
Di laman flighradar24.com, tertera informasi pesawat tersebut terjadwal berangkat pada pukul 13.40 WIB dan dijadwalkan tiba pukul 15.15 WIB.
Berdasarkan data manifest yang diterima, pesawat tersebut mengangkut sebanyak 40 penumpang dewasa, 7 anak, 3 bayi dan 12 kru kabin.
Berdasarkan data yang dikumpulkan radar ADS-B dari Airnav Indonesia, tercatat pesawat mengudara pada pukul 14.36 WIB dan terbang menuju arah Barat Laut.
Pada pukul 14.40 WIB pesawat mencapai ketinggian 10.900 kaki, namun selanjutnya pesawat mulai turun dan data terakhir pesawat berada pada ketinggian 250 kaki hingga akhirnya hilang kontak.