ASPEK.ID, JAKARTA – Amerika Serikat (FAA) memerintahkan produsen pesawat Boeing untuk memeriksa jenis 737 generasi lama, setelah kecelakaan Sriwijaya Air yang menewaskan 62 orang di Indonesia, pada awal Januari 2021.
Menurut dokumen regulator penerbangan AS itu, yang dilihat AFP pada Sabtu (15/5), seluruh pesawat Boeing 737-300,-400 dan -500 perlu diperiksa. Jumlah pesawat itu 143 unit.
Kegagalan ‘flap synchro wire’ yang terlewat oleh komputer autothrottle, yang mengatur daya dorong pesawat, berpotensi mengakibatkan hilangnya kendali pesawat.
“Data awal dari penyelidikan kecelakaan yang sedang berlangsung menunjukkan bahwa sangat tidak mungkin kecelakaan itu diakibatkan oleh kegagalan laten flap synchro wire,” ujar FAA.
Dokumen itu menyebut pemeriksaan diperlukan untuk mengatasi kondisi tidak aman yang diidentifikasi dapat ditemukan di pesawat, produksi tahun 1980-an dan 1990-an.
“Boeing bekerja untuk memastikan bahwa pesawat kami aman dan memenuhi semua persyaratan. Kami terus berkomunikasi dengan pelanggan kami dan FAA, dan terlibat dalam upaya berkelanjutan untuk memperkenalkan peningkatan keselamatan dan kinerja di seluruh armada,” kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.