Sejarawan menyebutkan nama Nusantara berasal dari Jawa. Versi lain nama Nusantara merupakan nama asli Kutai di Kalimantan Timur (Kaltim).
Nama Nusantara adalah nama asli dari Kutai sebelum daerah itu bernama Kutai, yang kemudian berkembang menjadi Kerajaan Kutai Kartanegara, berdiri pada abad 14. Pandangan ini dikemukakan oleh sejarawan Samarinda, Muhammad Sarip/
Muhammad Sarip menjelaskan, nama ‘Nusantara’ secara kata memang terpengaruh dari bahasa Sanskerta (bahasa dari India). Namun kata ‘nusantara’ sudah menjadi nama tempat (toponimi) untuk daerah di timur Kalimantan yang di kemudian hari bernama Kutai, yakni sebelum Kerajaan Kutai Kartanegara berdiri pada 1300-1325 Masehi dan berlangsung sampai berabad-abad setelahnya (bandingkan dengan masa eksistensi Majapahit 1293-1527 Masehi).
Setelah itu, barulah nama Nusantara menjadi populer di luar Pulau Kalimantan dan sampai ke telinga Jawa, sampai ke telinga Kerajaan Majapahit.
“Interaksi lintas pulau tentu saja bisa mempopulerkan sebutan Nusantara. Istilah Nusantara berkembang menjadi sebutan lampau dari pulau luas Kalimantan,” kata Sarip dikutip dari detik, Kamis (20/1/2022).
Orang Majapahit kemudian menyebut Nusantara tidak cuma sebatas daerah bagian timur Kalimantan, namun diperluas menjadi Pulau Kalimantan secara keseluruhan, dan ‘pulau-pulau di luar Majapahit’.
“Lantas, terjadi dinamika lagi pada era jaya Majapahit sehingga Gajah Mada perlu mengidentifikasi wilayah vasalnya dari gugusan pulau di barat sampai timur dengan istilah ringkas ‘Nusantara’,” kata Sarip.
“Hipotesisnya, Nusantara berawal dari timur Kalimantan,” tandasnya.
Muhammad Sarip adalah sejarawan yang diakui kompetensinya oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan-Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Dia mendasarkan pendapatnya pada dua catatan berikut.
Dua catatan bukti ‘Nusantara nama asli Kutai’:
- Penulis: S.W. Tromp (Solco Walle Tromp)
Judul: Uit de Salasila van Koetei (Salasila Kutai)
Jurnal: Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, Volume 37: Issue 1
Penerbit: Brill
Tahun: 1 Januari 1888 - Penulis: S.C. Knappert
Judul: Beschrijving van De Onderafdeeling Koetei (Deskripsi Onderafdeeling/Subdivisi Kutai)
Jurnal: Bijdragen tot de taal-, land- en volkenkunde / Journal of the Humanities and Social Sciences of Southeast Asia, Volume 58: Issue 1
Penerbit: Brill
Tahun: 1 Januari 1905
Bila dibandingkan angka tahun, Nagarakertagama dan Pararaton lebih tua ketimbang referensi Sarip di atas. Namun menurut Sarip, Kitab Nagarakertagama baru ditemukan oleh Belanda pada enam tahun setelah penelitian SW Tromp terbit di Jurnal tahun 1888.
“Kitab Nagarakertagama saja baru ditemukan KNIL (tentara kerajaan Belanda) tahun 1894 di Lombok. Itu juga nggak langsung diteliti,” kata Sarip.