ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir angkat bicara terkait bongkar pasang direksi dan komisaris Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pasca dirinya ditunjuk sebagai Menteri BUMN menggantikan Rini Soemarno.
Menurut Erick, bongkar pasang direksi dan komisaris BUMN tidak dibutuhkan selama manajemen BUMN tersebut profesional dan target dasarnya tercapai (bottom line) tercapai.
Erick menegaskan, meskipun BUMN merupakan korporasi yang didorong untuk berorientasi laba, tapi tidak semua BUMN harus mengejar laba karena ada BUMN-BUMN yang difokuskan untuk menjalankan kebijakan pembangunan.
Ia mengakui bahwa tugas BUMN sangat berat di samping dituntut sebagai korporasi yang berorientasi laba, namun juga berperan sebagai lokomotif bagi pembangunan Indonesia.
“BUMN adalah agen perubahan bagi Indonesia dan bagaimana BUMN harus menjadi pusat kinerja untuk juga kesejahteraan masyarakat Indonesia” ungkap Erick.
Sebelumnya, Erick mengatakan akan melakukan ‘bersih-bersih’ di tubuh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dia tak ingin BUMN digerogoti oleh para koruptor, meskipun dia tak menjelaskan secara rinci siapa koruptor yang dimaksud.
“Saya background-nya swasta, alhamdulillah Allah telah berikan suatu yang lebih buat saya, ya mungkin sudah waktunya saya juga bersih-bersih (BUMN),” ujar Erick di Kementerian BUMN saat itu.
Erick tak ingin slogan good coporate and good governance hanya jadi pemanis saja. Dia ingin hal tersebut benar-benar bisa diterapkan di lingkungan Kementerian BUMN.
Ia mengatakan akan melakukan evaluasi besar-besaran di tubuh BUMN, baik itu kinerja maupun managemen.
“Kita mau profesional, mau bikin iklim yang baik dan sehat,” ujar Erick.