ASPEK.ID, JAKARTA – Laju inflasi Indonesia sepanjang tahun 2019 tercatat hanya 2,72% yoy. Capaian ini cenderung mendekati batas bawah rentang target Bank Indonesia yang sebesar 2,5% – 4,5%.
Laju inflasi Desember 2019 secara bulanan hanya mencapai 0,34% mom, sedikit naik dibandingkan dengan inflasi November 2019 yang sebesar 0,14% mom.
Sementara itu, inflasi bulanan didorong oleh faktor musiman yang juga bertepatan dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2020.
Stabilnya inflasi dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi yang masih terjaga, nilai tukar rupiah dibanding USD yang stabil, dan koordinasi yang sangat baik antara BI dan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah.
Pada Desember 2019, indeks harga kelompok bahan makanan mengalami kenaikan terbesar, 0,78% mom, dari 0,37% mom pada bulan November 2019 diikuti oleh sektor transportasi, komunikasi dan jasa keuangan yang mengalami kenaikan cukup signifikan menjadi sebesar 0,58% mom dari sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,07% pada November 2019 dan deflasi 0,08% pada Oktober 2019.
Apabila dilihat secara lebih detail, inflasi inti selama tahun 2019 juga terjaga. Pada tahun 2019, inflasi inti turun menjadi 3,02% dari 3,07% pada tahun 2018. Sementara inflasi harga yang bergejolak atau volatile foods tercatat sebesar 4,3% pada tahun 2019.
Jika dilihat dari sisi andil inflasi, komponen inti, komponen harga yang diatur oleh pemerintah, dan harga yang bergejolak masing-masing memberikan sumbangan sebesar 0,06%, 0,12%, dan 0,16% pada tahun 2019.
Diperkirakan, masih terbuka ruang bagi penurunan suku bunga tahun ini sebanyak 25 bps menjadi 4,75% karena laju inflasi yang stabil.
Selain inflasi, beberapa hal ke depan yang menjadi fokus dan memiliki pengaruh terhadap arah bauran kebijakan BI salah satunya adalah perlambatan ekonomi global, pasar keuangan global yang semakin stabil dan pertumbuhan ekonomi domestik yang masih terjaga.
Selain itu ada neraca transaksi berjalan yang terus membaik, stabilnya nilai tukar rupiah, pertumbuhan kredit yang melambat dan kondisi likuiditas perbankan yang masih ketat.