ASPEK.ID, JAKARTA – Menyusul terpilh kembali Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan pada kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, diprediksi rupiah makin menguat berlanjut.
Analis PT Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan bahwa pasar melihat Sri Mulyani cukup penting di tengah ketidakpastian ekonomi global, seperti ancaman resesi Eropa dan perang dagang antara AS dan Uni Eropa. Kepastian Sri Mulyani menjadi Menteri Keuangan dipercaya dapat membawa masuk investor asing ke pasar Indonesia.
Deddy mengatakan rupiah berpotensi untuk menembus ke bawah level Rp14.000 per dolar AS dan menguji level support Rp13.960 per dolar AS, level yang terakhir kali disentuh rupiah sejak awal September.
Dilansir dari laman Bisnis, ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan selain efek Sri Mulyani, penguatan rupiah juga dipengaruhi optimisme terhadap negosiasi dagang antara AS dan China setelah AS berpotensi membatalkan menaikkan tarif impor produk China yang sebelumnya direncanakan sebelumnya berlaku pada Desember jika negosiasi dagang berjalan baik.
Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono mengatakan bahwa meski euforia penantian pengumuman menteri cenderung akan membawa rupiah begerak positif, sesungguhnya untuk jangka panjang rupiah sangat rentan pelemahan terhadap dolar AS.
Wahyu memproyeksikan pada perdagangan Rabu (23/10/2019) level support rupiah berada di Rp13.960 per dolar AS dan level resisten rupiah berada di Rp14.120 per dolar AS.