Menteri BUMN Erick Thohir membalas tudingan dari pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Anies Baswedan- Muhaimin Iskandar (Anies-Cak Imin), yang menyebut dirinya penyebar hoaks terkait perubahan bentuk BUMN menjadi koperasi.
Erick Thohir mengatakan bahwa tudingan kepada dirinya terkait pengubahan status BUMN menjadi koperasi merupakan salah alamat. Pasalnya, dia hanya memberikan tanggapan atas pertanyaan wartawan mengenai gagasan dari tim sukses Anies-Cak Imin.
“Saya hanya menjawab dan merespons wartawan, yang bertanya bahwa pendapat itu dari tim AMIN [Anies-Cak Imin] ya wartawan. Saya hanya merespons dan menjawab,” ujarnya di Jakarta dikutip pada Rabu (7/2/2024).
Erick menyatakan Anise-Cak Imin seharusnya klarifikasi dan menegur tim sukses (timses) yang membuat ide tersebut. Sebab, ide itu telah membuat resah seluruh karyawan dan mitra BUMN, baik swasta maupun UMKM.
Hal tersebut, lanjutnya, juga memiliki dampak negatif dalam upaya transformasi BUMN yang terus menunjukkan tren positif dalam beberapa tahun terakhir.
“Kalau memang bukan dari tim AMIN, harusnya Pak Anies dan Cak Imin bukan tegur saya, tapi tegur jubir yang melakukan konferensi pers mengenai hal ini. Videonya ada kok,” ucapnya.
Menurutnya, BUMN sebagai sepertiga kekuatan ekonomi memiliki peran penting dalam penyediaan lapangan kerja, penyeimbang ekonomi, hingga meningkatkan daya saing UMKM.
“Sangat ironis dan tidak masuk akal mengubah BUMN menjadi koperasi karena akan membuat banyak pengangguran dan menyakiti perjuangan insan BUMN yang telah bekerja keras menjadi agen perubahan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Erick.
Di sisi lain, dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Cak Imin menyatakan Menteri BUMN Erick Thohir menyebarkan hoaks. Konteks hoaks yang dimaksud adalah saat tim pasangan 01 dituding akan membubarkan BUMN dan menggantinya dengan koperasi. Sementara itu, Anies Baswedan melontarkan pernyataan serupa. Dia menilai tudingan yang diucapkan Erick Thohir adalah salah persepsi dan merupakan konsep yang tidak masuk akal.
“Ada jenis informasi yang kalau kita dengar sudah tahu ini masuk akal. Kalau ada informasi yang kita dengar tidak masuk akal dan dikutip oleh yang memegang kewenangan, maka yang memegang kewenangan tidak sedang menggunakan akal sehat,” kata Anies.