ASPEK.ID, JAKARTA – Bank-bank terbesar di Indonesia mencatatkan rata-rata pertumbuhan laba bersih sebesar 9% di kuartal III Tahun 2019. Capaian ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan kuartal III Tahun sebesar 11%.
Namun, hasil tersebut lebih tinggi dari kuartal II Tahun 2019 sebesar 3,9%. Beberapa faktor yang dapat menopang kinerja adalah ekspansi bisnis yang masih cukup baik, kualitas aset yang masih terjaga, stabilnya pertumbuhan pendapatan operasional, serta perbaikan efisiensi kegiatan operasional perbankan (efisiensi biaya tenaga kerjadan biaya umum dan administrasi).
Rasio-rasio profitabilitas mengalami penurunan di tengah melambatnya pertumbuhan kredit dan ketatnya likuiditas.
Rata-rata, marjin bunga bersih (NIM) 4 bank besar di Indonesia (Bank Mandiri, BRI, BCA, dan BNI) sedikit menurun dari 6,1% pada kuartal III Tahun 2018 menjadi 5,9% pada kuartal III Tahun 2019. Penurunan NIM disebabkan oleh kenaikan suku bunga DPK yang lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga kredit.
Peningkatan suku bunga DPK disebabkan oleh ketatnya likuiditas. Rata-rata loan to deposit ratio (LDR) meningkat dari 89,7% pada 9M18 menjadi 92,0% pada 9M19. Ketatnya likuiditas berdampak besar kepada meningkatnya cost of funds yang dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga DPK.
Kredit dan DPK kemungkinan hanya akan tumbuh single digit tahun ini.
Hal ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi yang melambat dan likuiditas yang mengetat. Bank-bank di dalam negeri masih harus bekerja ekstra untuk meningkatkan pertumbuhan kredit dan dana pihak ketiga (DPK). Diperkirakan total kredit perbankan hanya akan tumbuh single digit pada tahun ini, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan kredit pada tahun 2018 lalu yang sebesar 11,8%.
Kinerja laba perbankan akan lebih baik pada tahun 2020 dipengaruhi oleh perbaikan kondisi ekonomi dan penurunan suku bunga kebijakan.
Perbaikan laba akan didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi tahun depan menjadi 5,14%, naik dibandingkan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini yang sebesar 5,06%.Pertumbuhan Selain itu penurunan suku bunga kebijakan BI 7 days reverse repo rate juga akan memperbesar selisih suku bunga kredit dan DPK sehingga NIM juga akan meningkat.
Bank-bank juga dinilai harus lebih jeli melihat potensi sumber-sumber pertumbuhan kredit yang baru yang memiliki prospek yang baik namun bank juga harus tetap menerapkan fungsi manajemen risiko yang baik untuk menjaga kualitas aset sehingga NPL tetap terjaga. (Source)