ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, kritik ekonom senior Indef Faisal Basri tentang suntikan modal Penyertaan Modal Negara (PMN) akan menjadi bahan evaluasi untuk BUMN kedepannya.
“Saya rasa di era demokrasi seperti ini saran dan kritik adalah hal yang lumrah. Tentu masukan dari bang Faisal Basri bisa menjadi bahan evaluasi kami,” kata Erick Thohir dikutip dari instagram resminya @erickthohir, Selasa (20/7/2021).
Erick menegaskan BUMN akan terus melakukan transformasi agar bisa melakukan aksi korporasi dengan sebaik-baiknya. Sebab, menurutnya negara membutuhkan tambahan dana selain dari pajak terutama di masa pandemi Covid-19 ini.
“Kami BUMN terus melakukan transformasi agar tetap bisa melakukan aksi korporasi karena negara perlu tambahan income selain pajak terutama disaat covid-19 ini. Tentu yang tidak kalah pentingnya kita terus memastikan pelayanan publik, hal ini yang membedakan BUMN dan swasta,” jelasnya.
Faisal Basri mengkritik perkara Menteri BUMN Erick Thohir yang akan menyuntikkan PMN sebanyak Rp 106 triliun bagi perusahaan pelat merah untuk tahun 2021 dan 2022.
Kata Faisal, lebih baik Menteri BUMN yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), seharusnya fokus untuk menangani pandemi covid-19, agar nyawa masyarakat terselamatkan.
“Ketua Pelaksana Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan PEN adalah Menteri BUMN. Bukannya utamakan selamatkan nyawa rakyat tapi sibuk urusi suntik BUMN ratusan triliun dan obat cacing. Bubarkan saja komite itu,” kata Faisal melalui akun Twitter @FaisalBasri, pada Jumat 9 Juli 2021.