ASPEK.ID, JAKARTA – The Atjeh Connection akan menggelar nonton bareng Film Tjoet Nja’ Dhien bareng para milenial nusantara di Plaza Senayan.
Nonton bareng ini akan digelar pada tanggal 1 Juni 2021, pukul 18.10 WIB.
The Atjeh Connection menyediakan 100 tiket gratis. Bagi para milenial yang ingin berpartisipasi juga sangat mudah, cukup mendaftarkan diri melalui link berikut ini bit.ly/NobarTAC
Founder The Atjeh Connection, Amir Faisal mengatakan nonton bareng ini bertujuan agar para milenial lebih mengenal para pahlawannya, apalagi sosok Tjoet Nja’ Dhien, seorang wanita yang sangat gigih membela dan mempertahankan rasa cintanya kepada negeri, bangsa dan agamanya.
“Banyak inspirasi yang dapat diambil dari sosok Tjut Nyak Dhien dan sangat penting bagi para milenial untuk memahami dan mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yang ada pada sosok para pahlawan sehingga bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Amir Faisal.
Ia mengatakan, bahwa nonton bareng film Tjoet Nja’ Dhien ini juga dalam memperingati hari lahir Pancasila pada 1 Juni.
“Tjoet Nja’ Dhien adalah milik bersama bangsa Indonesia. Generasi milenial dapat memetik pelajaran dari narasi film ini untuk masa kekinian. Dari dialog-dialog dalam film ini selalu ada rasa optimis untuk bangkit,” ajak Amir Faisal
Selanjutnya, ungkap Amir Faisal, nobar film Tjoet Nja’ Dhien dengan penonton milenial ini juga akan digelar di kota-kota lainnya di Indonesia.
Kegiatan ini akan menerapkan protokol kesehatan secara ketat kepada seluruh peserta demi mencegah penularan Covid-19.

Sebelumnya, pada 23 Mei 2021, The Atjeh Connection juga telah menggelar nonton bareng film Tjoet Nja’ Dhien yang ikut dihadiri oleh pemeran utama film ini Christine Hakim, Ketua KPU RI Ilham Saputra dan juga Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid.
Film Tjoet Nya’ Dhien disutradarai oleh Eros Djarot. Film ini menyabet delapan Piala Citra pada Festival Film Indonesia (FFI) 1988 yakni Film Terbaik, Sutradara Terbaik (Eros Djarot), Pemeran Wanita Terbaik (Christine Hakim), Skenario Terbaik (Eros Djarot), Cerita Asli Terbaik ( Eros Djarot), Tata Sinematografi Terbaik (George Kamarullah), Tata Artistik Terbaik (Benny Benhardi), dan Tata Musik Terbaik (Idris Sardi).





















