ASPEK.ID, JAKARTA – Kebijakan impor bahan pangan yang dilakukan pemerintah dalam hal ini melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag), kerap menjadi sorotan publik.
Beberapa waktu sebelumnya, wacana impor beras menjadi polemik dan perdebatan karena ketersediaan beras saat ini dinilai masih mencukupi serta di saat petani hampir panen raya.
Kali ini, Kemendag di bawah kepemimpinan Muhammad Lutfi kembali menuai sorotan. Kbijakan mengimpor bawang putih oleh Kementerian Perdagangan sangat disesalkan.
Anggota Komisi XI DPR RI Achmad Hafisz Tohir mengatakan, impor bawang putih dalam jumlah besar tersebut telah mencederai kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan pangan nasional.
“Sama sekali tidak ada konsep ketahanan pangan,” kata dia dalam keterangan pers yang dikutip, Senin (17/5/2021).
Disebutkannya, impor tersebut dilakukan justru di tengah kemajuan teknologi dan tersedianya lahan yang sangat luas di Nusantara.
Menjadi ironis, bangsa yang sudah bertahun-tahun merdeka malah tidak bisa menanam bawang putih untuk kebutuhan di dalam negeri.
Menurut politisi PAN itu, skema impor hanya akan menambah beban keuangan negara dan beban penderitaan rakyat.
Apalagi, porsi utang akan semakin banyak untuk membiayai impor. Seperti diketahui, Kemendag telah mengimpor 76.568 ton bawang putih dan saat ini telah tiba di Indonesia.






















