ASPED.ID, JAKARTA – Lukisan ayam jago di mangkuk memiliki arti khusus yakni melambangkan kemakmuran. Dalam budaya Tiongkok, ayam jago dikaitkan dengan kelancaran rezeki.
Di Tiongkok, mangkuk dikenal sebagai peralatan makan sehari-hari yang wajib digunakan sebagai ‘seserahan’ pada upacara pernikahan di Tiongkok.
Dikutip dari berbagai sumber, kisah mangkuk ayam jago berawal pada masa Dinasti Ming periode pemerintahan Kasira Chenghua yang pesan empat cawan bekelir ayam jago dan ayam betina pada perajin khusus kekaisaran di Jingdezhen.
Wilayah Jingdezhen dikenal penghasil keramik untuk istana sejak abad ke-6 Masehi.
Cawan itu dikenal dengan nama Jigangbei atau cawan ayam, yang terdiri dari gambar ayam jago, ayam betina hingga anak ayam, yang bermakna kemakmuran, banyak anak, banyak rezeki.
Kaisar-kaisar Tiongkok menyukai cawan ayam jago itu. Seperti halnya Kasiar Wanli hingga Kaisar Kangxi dari Dinasti Qing dengan segan mematok harga mahal untuk gambar ayam jago.
Pada masa Dinasti Qing, mangkuk ayam jago diproduksi massal. Saat itu, masyarakat ekonomi menengah ke bawah di Tiongkok, hanya bisa memakai mangkuk bergambar ayam.
Pada masa itu, mangkuk bergamar naga, phoenix serta motif lainnya, harganya terbilang lebih mahal.
Dalam perkembangannya, petani di Tiongkok, mangkuk ayam jago melambangkan kerja keras untuk mendapat kemakmuran. Ayam jago membangunkan mereka di pagi untuk lekas bekerja di ladang.