ASPEK.ID, JAKARTA – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan keinginan dan tekadnya untuk manekan defisit dengan cara melakukan pemangkasan impor besar-besaran, termasuk impor energi dan bahan baku mentah.
Sebelumnya, larangan ekspor bijih nikel telah dikeluarkan oleh pemerintah per 1 Januari 2020 mendatang. Hal ini membuat Uni Eropa keberatan dan akan menggugat Indonesia melalui Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
“Satu-satu. Nikel dulu, nanti bauksit stop. Enggak sekarang lah, kita atur ritmenya kita atur,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) Rencana Pembangunan Jangka Menengah nasional (RPJMN) 2020-2024, di Istana Negara, Jakarta, Senin (16/12).
Menurut Presiden, transformasi ekonomi mandek gara-gara hal-hal seperti ini. Nikel impor material-materialnya terus. Bauksit impor material-materialnya terus berpuluh-puluh tahun. Batubara berapa juta ton kita impor.
Padahal, lanjut Presiden, nikel kita ekspor, bauksit kita ekspor mentah, dalam bentuk mentahan raw material, batubara kita ekspor mentahan semuanya.
“Ini yang harus diubah menjadi barang jadi atau setengah jadi minimal. Kalau ini bisa kita lakukan target saya 3 tahun ini harus rampung hal-hal yang tadi saya sampaikan,” tegas Presiden Jokowi.
Nikel tergolong sebagai komoditas logam
strategis karena memiliki peranan yang sangat penting dalam industry baja.
Potensi cadangan nikel di Indonesia paling banyak ditemukan di kawasan Sulawesi
Tenggara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Potensi cadangan nikel menguasai 23,7% cadangan dunia, dengan
total cadangan sebanyak +9 miliar metric ton. Nikel ebenarnya ada di kehidupan sehari-hari kita, bisa
ditemukan pada sendok atau garpu, baterai, hingga komponen pesawat terbang.
Sedangkan bauksit merupakan mineral yang dipakai untuk memproduksi alumunium. Peralatan dengan bahan dasar bauksit juga dengan mudah bisa kita jumpai seperti di wajan, panci, kaleng makanan atau minuman.
Bauksit yang juga dipakai sebagai bahan baku pembuatan keramik hingga besi ini banyak dijumpai di daerah yang berdekatan dengan garis khatulistiwa. Penambangan bauksit di Pulau Bintan saat ini merupakan satu-satunya penambangan bauksit yang terbesar di Indonesia.