ASPEK.ID, JAKARTA – Chief Executive Officer (CEO) Tiket.com George Hendrata menyatakan perusahaan milik Grup Djarum ini akan go public atau mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di pasar modal.
IPO akan dilakukan melalui merger dengan perusahaan akuisisi bertujuan khusus alias SPAC (special purpose acquisition company).
Hendrata mengatakan pihaknya memang tengah menjajaki penawaran umum perdana tradisional dan berpotensi menggabungkannya dengan salah satu aplikasi super Asia Tenggara.
“Jika Tiket memutuskan untuk go public, pasti akan dilakukan tahun ini,” kata George Hendrata di Bloomberg TV pada Rabu (26/5/2021), selama Goldman Sachs TechNet Conference Asia Pasifik, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (27/5/2021).
“IPO tradisional, pasti kami melihat itu, tapi untuk pemulihan perjalanan penuh, itu akan memakan waktu satu atau bahkan dua tahun. Opsi SPAC lebih cepat,” ucapnya.
Pekan lalu Bloomberg melaporkan, Tiket sedang dalam pembicaraan dengan COVA Acquisition Corp untuk kesepakatan yang akan memberi nilai pada entitas gabungan ini sekitar US$ 2 miliar atau setara dengan Rp 29 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Salah satu direktur Cova Acquisition adalah Pandu Sjahrir, yang merupakan komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain Pandu, Direktur Utama PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Emtek Alvin Widarta Sariaatmadja juga menjadi dewan direksi COVA Acquisition.
Sebagai bagian dari kesepakatan, Tiket bisa mengumpulkan sekitar US$ 200 juta atau Rp 2,9 triliun dalam apa yang disebut investasi swasta dalam ekuitas publik, atau private investment in public equity (PIPE), yang sering menyertai merger SPAC.
Dengan rencana ini maka Tiket bergabung dengan banyak perusahaan internet Asia Tenggara yang mempertimbangkan listing lewat mekanisme SPAC atau IPO untuk mendorong pertumbuhan karena pasar online mendapatkan popularitas.
Pesaing lokalnya, Traveloka, sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk go public juga melalui penggabungan dengan Bridgetown Holdings Ltd., sebuah perusahaan cek kosong atau SPAC yang didukung oleh miliarder Richard Li dan Peter Thiel.
“Di mana pun di dunia, platform perjalanan online cenderung menjadi perusahaan publik, sangat menguntungkan,” kata George.
“Jika Anda melihat wilayahnya, ada banyak aplikasi super dan Anda memiliki banyak ekosistem yang berkembang, jadi mungkin ada beberapa peluang untuk menggabungkannya. Jadi itu salah satu dari tiga opsi.”
Tiket.com didirikan pada 2011, setahun sebelum Traveloka. Kemudian Tiket diakuisisi pada tahun 2017 oleh konglomerat Grup Djarum, yang menempatkannya di bawah kepemimpinan Hendrata, yang sebelumnya menjabat sebagai direktur pengembangan dan diversifikasi bisnis Djarum.





















