ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri PPN/Bappenas Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan, 85 persen arus bongkar muat (throughput) ekspor Indonesia disalurkan melalui Singapura. Tercatat hanya 15 persen saja arus barang yang merupakan porsi direct call.
“Nantinya perlu membereskan arus pelabuhan hub di Indonesia. Devisa kita justru lari ke Singapura karena mereka yang meneruskan kiriman barang,” katanya dilansir dari laman Bisnis, Rabu (16/10/2019).
Dia menambahkan sebagian besar ekspor nasional masih transit di Negeri Singa. Hal tersebut akan menjadikan Singapura sebagai pelabuhan hub bagi Indonesia. Bambang menyebut defisit neraca jasa transportasi sebesar US$8,8 miliar sebagian besar atau 80 persen disumbangkan oleh sea freight. Adapun, sisanya berasal dari penumpang atau faktor lain.
Dia memaparkan defisit sea freight sebesar US$6,9 miliar diakibatkan oleh pelayaran ekspor-impor menggunakan kapal asing sekitar 60 persen, pelayaran domestik menggunakan kapal asing masih sekitar 2 persen, penggunaan kapal dengan asuransi asing mencapai 11 persen, dan lainnya (27 persen).
“Jadi catatannya pelayaran laut yang masih didominasi kapal asing. Kalo mau dapat bendera Indonesia jauh lebih sulit dibandingkan bendera asing,” tukasnya.