ASPEK.ID, JAKARTA – Marcin Serwach, penjawab pertama ambulans dari Warsawa, mengatakan dia harus mengirimkan oksigen pada pukul 3:00 pagi kepada seorang rekannya yang menghabiskan 15 jam parkir di depan rumah sakit dengan pasien yang mengalami gangguan pernapasan menunggu untuk dirawat.
Kemudian, Minggu lalu, dia duduk selama lima jam di ambulansnya dengan seorang pasien lanjut usia yang menunjukkan gejala virus corona sebelum sebuah tempat tidur ditemukan untuknya di bangsal isolasi.
“Sangat sering kami tidak punya tempat untuk meneruskan pasien kami,” kata Serwach, 35 tahun. Bukannya rumah sakit tidak mau menerima pasien kami, mereka tidak punya tempat untuk menaruhnya atau mengisolasi mereka.” ungkapnya seperti dikutip dari Reuters.
Polandia melaporkan lebih dari 27.000 kasus virus korona baru pada hari Kamis, sehingga totalnya menjadi hampir setengah juta sejak pandemi dimulai awal tahun ini dan memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada sistem perawatan kesehatannya.
Sejauh ini 6.842 orang yang terinfeksi COVID-19 telah meninggal. Serwach mengatakan sebelum pandemi, ambulans akan dipanggil untuk insiden yang tidak lebih dari 15 menit, tetapi sekarang dikirim ke tempat-tempat yang membutuhkan waktu 30-40 menit untuk dijangkau.
“Dan panggilan itu diteruskan kepada kami tiga jam setelah mereka diterima,” katanya.
Seiring dengan kekurangan tempat tidur, dia mengatakan kurangnya fasilitas desinfeksi untuk menyiapkan ambulans untuk menerima pasien baru menyebabkan penundaan.
Karol Bielski, kepala stasiun layanan ambulans provinsi Meditrans di Warsawa, membenarkan bahwa 4-5 ambulans antri di depan rumah sakit hingga beberapa jam.
“Kebetulan seorang pasien harus dipindahkan dari satu bangsal gawat darurat ke rumah sakit lain, situasinya sulit,” katanya, seraya menambahkan bahwa belum ada yang meninggal di ambulans karena keterlambatan tersebut.
Kritikus menuduh pemerintah konservatif Perdana Menteri Mateusz Morawiecki gagal mempersiapkan sistem perawatan kesehatan untuk gelombang kedua pandemi.
Walikota Warsawa Rafal Trzaskowski, seorang oposisi liberal, mengatakan rumah sakit kota di ibu kota mengalami kekurangan respirator di bangsal COVID-19, meskipun ada beberapa yang tersedia di ruang gawat darurat dan untuk operasi.
“Situasinya kritis,” katanya seperti dikutip harian Dziennik Gazeta Prawna awal pekan ini.
Menteri Kesehatan Adam Niedzielski menyalahkan setiap masalah pada manajer rumah sakit dan kurangnya koordinasi antar rumah sakit, mengatakan operator ambulans tidak memiliki akses ke informasi lengkap tentang ketersediaan tempat tidur.
“Kami juga melihat masalah tempat tidur yang agak tidak bisa dipahami yang disembunyikan meskipun sebenarnya tersedia, tetapi kepala rumah sakit atau bangsal tidak selalu ingin menerima pasien yang dimaksud,” kata Niedzielski kepada wartawan awal pekan ini.
Krzysztof Tomasiewicz, yang menjalankan departemen penyakit menular di sebuah rumah sakit universitas di kota timur Lublin, berkata: “Saya adalah kepala bangsal dengan 38 tempat tidur dan kami memiliki 39-40 pasien setiap hari.
“Ini perlombaan antara tempat tidur dan pasien baru,” ucapnya.