ASPEK.ID, JAKARTA – Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengangkat Irfan Setiaputra sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), Rabu (22/1/2020).
Irfan diangkat sebagai Dirut Garuda Indonesia mengantikan Ari Askhara yang telah diberhentikan beberapa waktu lalu karena tersangkut kasus dugaan penyelundupan motor gede Harley Davidson dan sepeda Brompton.
Selanjutnya ada nama petinggi CT Corp, Dony Oskaria yang diangkat sebagai Wakil Direktur Utama yang akan mendampingi Irfan Setiaputra.
Di poisisi Komisaris Utama, ada nama Triawan Munaf. Kemudian, Chairal Tanjung diangkat sebagai Wakil Komisaris Utama untuk mendampingi Triawan Munaf.
Kemudian ada nama pengusaha Peter F. Giontha, lalu mantan Direktur Layanan Strategis dan Teknologi Informasi Garuda Indonesia, Elisa Lumbantoruan serta putri Alm. Abdurrahman Wahid, Yenny Wahid.
Profil Irfan Setiaputra
Pria kelahiran Jakarta 24 Oktober 1964 ini merupakan lulusan Sarjana Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung (ITB) Angkatan 1989.
Irfan berpengalaman di sejumlah perusahaan tambang hingga bidang teknologi informatika. Awal berkarir pada 1996, Irfan bekerja sebagai Account Manager di International Business Machines Corporation, sebuah perusahaan AS yang memproduksi dan menjual perangkat keras dan perangkat lunak komputer.
Pada 2000, Irfan bergabung bersama LinkNet sebagai Managing Director hingga 2002. Kemudian dia menjabat sebagai Country Manager di Cisco System, perusahaan global dalam bidang telekomunikasi yang bermarkas di San José, AS.
Pada Maret 2009, Irfan didapuk oleh Menteri BUMN saat itu Sofyan Djalil menjadi Direktur Utama PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT INTI). Irfan bertahan selama 3 tahun dan 5 bulan dan berhenti di masa Dahlan Iskan pada Juli 2012.
Saat itu, Irfan mengundurkan diri dari perusahaan BUMN karena disinyalir merasa gaji yang diterimanya lebih kecil ketimbang pendapatannya di perusahaan sebelumnya.
“Gaji saya di PT Inti turun di atas 50 persen dibanding gaji sebelum masuk perusahaan BUMN,” terang Irfan usai konferensi pers di Kementerian BUMN di Jakarta, Senin (30/7/2012), dilansir Kompas.com.
Saat itu, Irfan menjelaskan sebenarnya ia tidak pernah mempermasalahkan gaji. Namun, lanjut Irfan, kondisi tabungan yang menipis membuat ia memilih mencari pekerjaan lain.
Usai tak lagi di PT INTI, Irfan pindah ke PT Titan Mining Indonesia sebagai Chief Executive Officer (CEO) dan berkarir tak sampai dua tahun.
Setelahnya, dia mendapatkan posisi sebagai Chief Operating Officer (COO) di PT ABM Investama Tbk. (ABMM). Jabatan ini hanya diisinya selama satu tahun kemudian pindah ke PT Cipta Kridatama sebagai Presiden Direktur dan CEO selama 2 tahun dan 11 bulan.
Tak berhenti di situ, dia kemudian mengisi untuk jabatan yang sama di PT Reswara Minergi Hartama selama delapan bulan. Selama 1 tahun terakhir dia bekerja di perusahaan Internet of Things (IoT) yang berbasis di Jakarta bernama Sigfox Indonesia.