ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah melakukan perombakan serta mengangkat sejumlah bos di perusahaan pelat merah yang bernaung di bawah Kementerian BUMN.
Memang belum terlalu banyak, tapi Erick Thohir terlihat serius ingin memperbaiki citra dan kinerja BUMN dengan menempatkan orang-orang yang powerfull seperti Basuki Tjahaja Purnama dan Chandra Hamzah.
Berikut nama-nama serta profil singkat bos BUMN di masa kepemimpinan Erick Thohir:
Imam Apriyanto Putro – Wakil Direktur Utama PT Pupuk Indonesia
Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Menteri BUMN ini lahir di Cilacap pada 22 Maret 1964. Ia meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Diponegoro (Undip) Semarang pada tahun 1988, gelar Magister Manajemen dari Institut Bisnis Indonesia pada tahun 2004. Imam menyelesaikan S-3 MSDM di Universitas Negeri Jakarta dan menjadi Sekretaris Kementerian BUMN sejak 2013.
Wahyu Kuncoro – Wakil Direktur Utama PT Pegadaian
Wahyu Kuncoro lahir di Surakarta pada tanggal 31 Oktober 1969. Ia memperoleh gelar Sarjana (S1) dari Universitas Sebelas Maret pada 1993 dan gelar Sarjana (S2) jurusan Magister Management dari Universitas Gadjah Mada pada 2005. Ia pernah menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia, sebelum diangkat menjadi Deputi Bidang Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN pada Februari 2016.
Edwin Hidayat Abdullah – Wakil Direktur Utama PT Angkasa Pura II
Mantan Komisaris PT Pertamina ini lahir di Jakarta pada tanggal 28 April 1971. Lulus S1 bidang Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada pada tahun 1995, dan memperoleh gelar Master of Public Management dari National University of Singapore (Lee Kuan Yew Fellowship Programme di LKYSPP, NUS dan Kennedy School of Government, Harvard University) pada tahun 2004-2005.
Mengawali karier sebagai Research Assistant Program Pascasarjana UGM pada 1993, Edwin kemudian bergabung dengan Industrial Bank of Japan – Indonesia pada 1996, lalu kemudian World Foos Programme – United Nations pada 1998.
Beliau kemudian bergabung di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (1999) dan kemudian sejumlah perseroan swasta dan BUMN, hingga pada Juli 2015 bergabung dengan Kementerian BUMN sebagai Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata.
Fajar Harry Sampurno – Direktur Utama PT Barata Indonesia
Lahir di Blitar pada tanggal 18 April 1966. Gelar S1 diperoleh dari Universitas Brawijaya, Master of Business Administration dari Monash University, dan meraih gelar Doctor of Philosophy dari University of Iowa, USA. Ia menjabat Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media sejak Juli 2015 silam.
Gatot Trihargo – Wakil Direktur Utama Perum Bulog
Lahir di Jogjakarta pada tanggal 29 Agustus 1960. Memperoleh gelar Sarjana Akuntansi dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara pada tahun 1989 dan gelar Master di bidang Akuntansi dan Sistem Informasi Keuangan (MAFIS) dari Cleveland State University pada tahun 1993.
Pria yang pernah menjabat sebagai Komisaris PT Pertamina sejak April 2019 dan pernah menjadi Wakil Komisaris Utama Bank BRI ini menjabat sebagai Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Konsultan sejak Juni 2015.
Aloysius Kiik Ro – Wakil Direktur Utama PT Danareksa Sekuritas
Ia menjadi Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha sejak Juli 2015 lalu. Aloysius lahir di Kupang 29 April 1961. Meraih gelar MBAFinance dari University of Illinois UrbanaChampaign, IL dan Ph.D-Finance dari University of Kentucky Lexington, KY. Ia merupakan mantan Direktur Keuangan PT ANTAM.
Hambra Samal – Wakil Direktur Utama PT Pelindo II
Hambra lahir di Ketapang, Maluku pada 10 Oktober 1968. Ia memperoleh gelar sarjana S1 Ilmu Hukum dari Universitas Pattimura Ambon, Meraih gelar S2 Magister Hukum Bisnis dari UGM. Ia menjabat sebagai Deputi Bidang Infrastruktur Bisnis sejak Februari 2016 dan pernah menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama BNI.
Basuki Tjahaja Purnama – Komisaris Utama PT Pertamina
Sosok yang akrab disapa Ahok ini lahir pada 29 Juni 1966. Ahok pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI dari 2012-2014 mendampingi Joko Widodo sebagai Gubernur dan mundur dari anggota Komisi II DPR RI Periode 2009-2014 dari Partai Golkar pada 2012 setelah mencalonkan diri sebagai wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pilkada 2012.
Ahok juga pernah menjabat sebagai Bupati Belitung Timur periode 2005-2006. Ia merupakan etnis Tionghoa pertama yang menjadi Bupati Kabupaten Belitung Timur. Jabatan politik tertinggi yang didapatkan oleh alumni Teknik Geologi, Fakultas Teknik Universitas Trisakti dan Master Manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya ini adalah saat menjadi Gubernur DKI Jakarta (November 2014 hingga Mei 2017).
Budi Gunadi Sadikin – Wakil Komut PT Pertamina
Budi lahir pada 8 Juli 1964. Dia meraih gelar sarjana di Bidang Fisika Nuklir dari Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1988, Sertifikasi sebagai Chartered Financial Consultant (CHFC) dan Chartered Life Underwriter (CLU) dari Singapore Insurance Institute (2004).
Budi sempat menjadi Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang (1988-1994), General Manager Electronic Banking – Chief GM Jakarta – Chief GM HR PT Bank Bali Tbk (1994-1999), dan Senior VP Consumer dan Commercial Banking ABN Amro Bank Indonesia & Malaysia (1999-2004).
Dia juga pernah menjabat Executive VP Consumer Banking PT Bank Danamon Tbk (2004-2006), Direktur of Micro and Retail Banking PT Bank Mandiri Tbk (2006-2013), Direktur Utama PT Bank Mandiri (2013-2016), Staf Khusus Menteri BUMN (2016-2017), Dirut PT Inalum dan sekarang menjabat Wakil Menteri BUMN.
Emma Sri Martini – Direktur Keuangan PT Pertamina
Emma resmi ditunjuk menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) menggantikan Pahala Mansury yang ditunjuk menjadi Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan meninggalkan jabatannya yang lama sebagai Direktur Utama PT Telkomsel.
Ia merupakan sarjana Informatika ITB 1993 dan pernah menjabat sebagai Direktur PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sejak 2009, Direktur Keuangan dan Dukungan di PT Perusahaan Pengelola Aset 2004-2009, Komisaris di PT Trans Pacific Petrochemical Indotama dan Asisten Wakil Presiden-Grup Kepala Badan Penyehatan Perbankan (BPPN) pada 1997-1998.
Chandra Hamzah – Komisaris Utama PT Bank Tabungan Negara
Chandra Hamzah lahir di Jakarta pada 25 Februari 1967. Dia merupakan seorang pengacara, ahli hukum dan mantan komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi. Pada 23 Desember 2014, ia terpilih menjadi Komisaris Utama PT PLN (Persero).
Pemilihan Chandra dilakukan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT PLN (Persero), didampingi oleh dua komisaris lainnya, yakni Budiman (mantan KSAD) dan Hasan Bisri (mantan Wakil Ketua BPK).
Ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Disini ia sempat menjadi Komandan Resimen Mahasiswa UI dan Ketua Senat Mahasiswa UI. Selesai kuliah ia ikut membidani lahirnya Pusat Studi Hukum dan Kebijakan Indonesia. Ia juga pernah aktif di YLBHI sebelum bekerja di PT Unilec Indonesia.
Setelah itu ia memulai karier sebagai pengacara di sejumlah firma hukum, hingga ia menjadi co-founder Assegaf Hamzah and Partners. Chandra merupakan sedikit dari ahli hukum yang memiliki empat lisensi sekaligus, yakni lisensi Konsultan Hak Kekayaan Intelektual, Konsultan Hukum Pajak, Konsultan Hukum Pasar Modal, dan Pengacara/Penasehat Hukum/Advokat.
Pada tahun 2007 ia terpilih sebagai Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan serta Bidang Informasi dan Data. Pada tahun 2009, Chandra dipidanakan bersama Bibid Samad Rianto dan bebas pada 5 Januari 2011. Selanjutnya pada 28 Januari 2014, ia menarik perhatian publik karena menjadi pengacara Direktur Operasi Mapna Indonesia Mohamad Bahalwan yang tersandung kasus korupsi.
Pahala Mansury – Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara
Pria kelahiran tahun 1971 menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Pertamina sejak September 2018. Ia alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) dan mendapatkan gelar pendidikan lebih tinggi yakni MBA Finance dari Stern School of Business, New York University, Amerika Serikat (AS).
Ia memulai karir
sebagai konsultan manajemen di Andersen Consulting sampai tahun 1997. Pada
1998, Pahala bekerja paruh waktu di salah satu sekuritas di New York dan
kemudian bergabung dengan Booz Allen & Hamilton sebagai konsultan senior di
1999. Ia juga sempat bergabung dengan Boston Consulting Group.
Di 2003, Pahala kemudian memulai kariernya di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Di
2010, Pahala dipercaya sebagai EVP Coordinator Finance & Strategy and Chief
Financial Officer hingga menjadi salah satu direktur dan pada April 2017,
Pahala dipercayakan menjadi Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
dan menjabat selama 17 bulan sebelum menjadi Direktur Keuangan PT Pertamina.
Arya Sinulingga – Komisaris PT Inalum
Arya merupakan Ketua DPP Partai Perindo. Di masa kampanye Pilpres 2019, Arya dipercayakan sebagai Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf. Arya berkarier cukup lama di MNC, selama 12 tahun. Pria kelahiran Kabanjahe, Sumatera Utara, 18 Februari 1971 ini pernah menjabat sebagai Direktur Pemberitaan MNC Group dan komisaris MD Entertainment.
Arya juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Perusahaan MNC Group dan Pemimpin Redaksi RCTI. Sebelum memimpin korporasi media, Sinulingga adalah komisioner di KPI Sumatera Utara. Pada 9 November 2019 lalu, Arya ditunjuk sebagai Staf Khusus Menteri BUMN yang akan membantu Erick Thohir di bidang komunikasi publik.
Orias Petrus Moedak – Direktur Utama PT Inalum
Orias Petrus Moedak, adalah putra asli Nusa Tenggara Timur (NTT). Ia lahir di Kupang, 26 Agustus 1967. Ia menyelesaikan pendidikan dasar pada SDK Don Bosko III Kupang tahun 1980, tamat SMP Negeri 2 Kupang tahun 1983 dan tamat SMA Negeri 1 Kupang tahun 1986.
Orias bukan lah orang baru di perusahaan pelat merah. Tercatat, ia pernah menduduki sejumlah posisi penting di beberapa BUMN. Orias sebelumnya pernah menjadi Direktur Keuangan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo II (2014-2016).
Orias selanjutnya menjadi Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo III pada 2016 hingga 2017, lalu menjadi Direktur Keuangan PT Bukit Asam (PTBA) Tbk pada 2017 hingga 2018.
Kemudian, Orias diangkat sebagai Direktur Keuangan PT Indonesia Asahan Aluminium pada April 2018 hingga Desember 2018 lalu menjabat sebagai Wakil Direktur Utama PT Freeport Indonesia pada Desember 2018 hingga November 2019.
Rudiantara – Direktur Utama PT PLN
Meski belum diangkat secara resmi, Rudiantara sudah dipastikan akan menduduki jabatan sebagai Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN (Persero).
“Mudah-mudahan segera dilantik, saya sudah tanda tangan. Bolanya sekarang di Menteri BUMN,” kata Sekretaris Kabinet Pramono Anung di kantornya dilansir laman Antara di Jakarta, Senin (25/11).
Kementerian BUMN mengajukan 3 nama ke Istana pada Jum’at (22/11). Selain Rudiantara, ada nama Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani dan Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua PLN, Ahmad Rofik.
Namun, dari ketiga nama itu, Menteri BUMN Erick Thohir lebih merekomendasikan Rudiantara. Sebelum Pramono Anung, Erick lebih dulu membubuhkan tanda tangan pada surat pencalonan Rudiantara.
Rudiantara adalah Menkominfo periode 2014-2019. Lahir di Bogor, 3 Mei 1959, Rudiantara sebenarnya bukan orang baru di PLN. Ia tercatat pernah menjadi Wakil Dirut PLN pada 2008-2009.
Ia pernah berkarier di Indosat, Telkomsel, Excelcomindo (kini XL Axiata), dan Telkom. Pada saat ditunjuk menjadi menteri, lulusan Universitas Padjajaran dan PPM School of Management ini menjabat sebagai Komisaris di Indosat.
Royke Tumilaar – Direktur Utama PT Bank Mandiri
Pria kelahiran 21 Maret 1964 ini merupakan alumni Universitas Trisakti tahun 1987. Ia mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi dari jurusan Jurusan Ekonomi Manajemen disana. Gelar Master of Business Finance di University of Technology Sydney pada tahun 1999. Karier Royke memulai karier sebagai analis kredit di Bank Dagang Negara dan diakhiri dengan jabatan Senior Professional di Tim Penyelesaian Kredit.
Setelah krisis 1998, Royke bergabung dengan Bank Mandiri yang merupakan gabungan bank-bank yang dilebur pasca krisis seperti Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia. Royke pernah memegang berbagai jabatan struktural di Bank Mandiri. Pada tahun 2007, ia menjadi Group Head Regional Commercial Sales I hingga Mei 2010. Pada Agustus 2009, ia merangkap jabatan sebagai Komisiaris Mandiri Sekuritas.
Setelah itu ia menjadi Group Head of Commercial Sales Jakarta dan memegang jabatan tersebut selama setahun hingga Mei 2011. Setelah itu ia dipromosikan menjadi Direktur Pengelolaan Perbendaharaan, Institusi Finansial dan Pengelolaan Aset Khusus lalu ia menjabat sebagai Direktur Corporate Banking.
Menjadi direktur Bank Mandiri Sebelumnya pada tahun 2016, ia sudah pernah dicalonkan menjadi Dirut, namun akhirnya Kartika Wirjoatmodjo yang terpilih. Penetapan Royke sebagai Dirut dilakukan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Mandiri pada 9 Desember 2019.
Chatib Basri – Wakil Komisaris Utama PT Bank Mandiri
Chatib lahir di Jakarta pada 22 Agustus 1965 dan merupakan seorang akademisi yang aktif di dalam dan luar negeri. Saat ini ia juga menjadi anggota Dewan Penasehat World Bank untuk Gender dan Pembangunan.
Dia meraih gelar Phd bidang ekonomi dari Universitas Nasional Australia pada tahun 2001. Ia juga pernah menjadi Senior Fellow di Harvard Kennedy School, Harvard University dan Profesor tamu di Australian National University dan Nanyang Technological University Singapura.
Di luar pendidikan, Chatib Basri juga terlibat sebagai konsultan di berbagai lembaga keuangan. Ia pernah menjadi konsultan di World Bank, USAID, AUSAID, OECD, dan UNCTAD, Asian Development Bank serta menjadi anggota Asia and Pacific Regional Advisory Group dari International Monetary Fund.
Karier Chatib tercatat sukses ketika menjabat sebagai Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pada 2012-2013. Chatib pernah memimpin Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) pada tahun 2004-2009.
Berbagai jabatan penting juga pernah diduduki seperti penasehat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2004-2005), Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 (2006-2010), merepresentasikan Indonesia (sherpa) di Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Washington (2008), dan Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Presiden RI (2010-2012).
Untuk karir di perusahaan, Chatib Basri tercatat pernah menjadi Dewan Komisaris di berbagai perusahaan, seperti PT Astra International, PT Indika Energy dan Axiata Group Bhd (Malaysia).
Kartika Wirjoatmodjo – Komisaris Utama PT Bank Mandiri
Tiko, panggilan akrab Kartika Wirjoatmodjo adalah sosok yang telah malang melintang di dunia perbankan. Pria kelahiran Surabaya, 18 Juli 1973 ini meraih gelar S1 di Universitas Indonesia jurusan ekonomi dan S2 di Rotterdam School of Management.
Karier Tiko dimulai dari Konsultan Pajak dan Akuntansi di RSM AAJ tahun 1995 hingga 1996. Kemudian, dia bekerja sebagai Analis Kredit di Industrial Bank of Japan tahun 1996 hingga 1998, Senior Consultant di PwC Financial Advisory Services tahun 1998 hingga 1999) dan Boston Consulting Group tahun 2000 hingga 2003.
Di 2003, Tiko bergabung dengan Bank Mandiri dan menjadi Group Head di Department Head Strategy & Financial Analysis di Strategy and Performance Group Bank Mandiri. Tiko juga pernah menjabat Managing Director Mandiri Sekuritas pada 2011 dan CEO Indonesia Infrastructur Finance (anak usaha BUMN PT Sarana Multi Infrastruktur).
Tiko kemudian menjadi Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) pada 2013 dan pada 2015, Tiko ditunjuk sebagai CFO Bank Mandiri dan menjadi Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) dan menjadi Dirut Bank Mandiri pada 2016 hingga 2019.
Arcandra Tahar – Komisaris Utama PT PGN
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan bahwa mantan Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar akan diangkat sebagai Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk.
“Pak Arcandra ada di Tim Penilai Akhir (TPA), Komisaris Utama PGN,” kata Erick dalam wawancara yang disiarkan oleh Metro TV, Senin (16/12/2019).
Pria yang memiliki nama lengkap Ir. Arcandra Tahar, M.Sc., Ph.D ini lahir di Padang, Sumatera Barat, 10 Oktober 1970. Arcandra menyelesaikan S-1 di Teknik Mesin ITB (masuk tahun 1989) dan kemudian bekerja di Andersen Consulting.
Selanjutnya ia mengikuti kuliah S-2 di Texas A&M University, Amerika Serikat hingga selesai. Arcandra kemudian kembali melanjutkan pendidikan S-3 di Amerika Serikat. Setelah itu, ia menjadi konsultan di berbagai perusahaan internasional.
Arcandra memiliki peran dalam negosiasi dan keberhasilan Presiden Joko Widodo menarik kembali Blok Masela agar dikuasai Indonesia, dengan memutuskan eksplorasi harus dilakukan secara onshore dan bukan offshore. Arcandra memiliki hak paten tentang desain offshore di Amerika Serikat.
Dana Amin – Direktur Utama PT Antam
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi telah mengangkat Dana Amin sebagai Direktur Utama PT Aneka Tambang atau Antam (Persero) Tbk dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) di Hotel Borobudur di Jakarta, Kamis (19/12).
Selain Dana Amin yang diangkat sebagai Direktur Utama menggantikan Arie Prabowo Ariotedjo, pemegang saham juga mengangkat Anton Herdianto sebagai Direktur Keuangan menggantikan Dimas Wikan Pramudhito serta Rosono menjadi Direktur Pengembangan Usaha menggantikan Sutrisno S.
Agus Surya Bakti – Komisaris Utama PT Antam
Nama lengkap Komut PT Antam (Persero) Tbk ini adalah Letnan Jenderal TNI (Purn) Agus Surya Bakti, M.I.Kom. Agus lahir di Stabat, Langkat, Sumatera Utara pada 17 Agustus 1961. Agus pernah menjabat sebagai Sekretaris Menko Polhukam (24 September 2018 – 14 Agustus 2019).
Agus merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1984 dan berpengalaman dalam bidang Infanteri (Kopassus). Jabatan terakhir jenderal bintang tiga ini di dunia militer adalah Asintel Panglima TNI.
Agus termasuk dalam tim yang menangkap tokoh Timor-Timur, Xanana Gusmão pada tahun 1992. Agus kemudian dihadiahi kenaikan pangkat luar biasa (KPLB) oleh pemerintah dari Letnan Satu menjadi Kapten.
Sejak saat itu, dia mulai banyak ditugaskan untuk operasi intelijen di daerah-daerah rawan konflik seperti Timor-Timur, Aceh, Papua, Ambon dan Poso. Pada 2012, dia ditugaskan di BNPT sebagai Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi.
Pada tanggal 28 Oktober 2015, Agus yang juga suami dari artis Bella Saphira ini resmi menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Militer VII/Wirabuana.