Menteri BUMN Erick Thohir pun membeberkan strateginya untuk menata ulang para perusahaan pelat merah di bidang infrastruktur tersebut. Erick menilai, beberapa pekerjaan rumah masalah BUMN Karya sudah tuntas. Misalnya saja, pemberian restrukturisasi pendanaan yang diterapkan pada PT Wijaya Karya (persero) Tbk (WIKA).
Selain restrukturisasi utang, sosok yang menjabat sebagai Ketua Umum PSSI ini mengatakan bahwa ke depannya ia akan melakukan restrukturisasi jenis usaha sehingga memperkecil persaingan antar-BUMN.
“Nah ini sudah mulai. Kita sudah hire konsultan-konsultan grup. Sudah jadi kesepakatan sekarang,” ucap Erick pada acara CNBC Economic Update, pada Jumat, (14/3/2023).
“Nantinya, tiap BUMN karya akan memiliki spesifikasi jenis usaha. Misalnya, BUMN Jasamarga dan HK akan fokus di pengembangan jalan tol. Tapi kalau PT PP misalnya, ya memang dia jagonya bangun gedung. Dia kasih kesempatan. Atau nanti ada yang jago bangun LRT, kereta api. Mungkin Adikarya. Jadi kita punya expertise,” lanjutnya.
Erick tak menyangkal bahwa proses bersih-bersih BUMN tersebut akan memerlukan banyak waktu. Namun, ia yakin restrukturisasi utang dalam 2-3 tahun akan selesai, akan berjalan.
Menteri BUMN RI pada rapat kerja Komisi VI DPR RI dengan, Juni lalu membahas tentang BUMN Karya yang hingga saat ini belum ada transformasinya.
Pada rapat tersebut, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau kerap disapa dengan Tiko menjelaskan BUMN Karya saat ini menghadapi tiga masalah utama yakni dari masalah persaingan yang terlalu ketat, tata kelola keuangan, dan tata kelola secara manajerial.
Tiko mengungkap masalah pertama BUMN Karya ini pada market-nya sendiri karena jumlahnya banyak sehingga terjadi persaingan yang terlalu ketat akibatnya perang harga terjadi dan berdampak ke margin yang tipis bahkan sampai merugi. Jadi yang dilakukan hanya memutar cash flow saja.