ASPEK.ID, JAKARTA – Badan Usaha Milik Negara (BUMN) diharapkan bisa memperbaiki kinerja agar bisa meningkatkan daya saing di kancah internasional, setelah dilakukan evaluasi terhadap perusahaan yang menjadi anak dan cucu usaha BUMN.
“Dalam konteks entitas usaha, yang kita harapkan terhadap BUMN yang memang sudah besar, agar bisa berkompetisi pada tingkat regional atau global,” kata Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Arif Budimanta dalam diskusi tentang Momentum Pembenahan Ekonomi dilansir dari laman Antara di Jakarta, Sabtu (14/12/2019).
Arif Budimanta yang juga mantan Wakil Ketua Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu menilai, BUMN selayaknya ditempatkan sebagai agen pembangunan yang berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.
Terkait dengan kiprah BUMN di tingkat global, politikus PDIP itu mencontohkan adanya kontraktor BUMN yang sudah memiliki berbagai proyek di Timur Tengah dan Asia Tenggara, selain itu sudah pula ada BUMN yang mengekspor kereta ke Bangladesh.
Untuk langkah yang telah dilakukan Menteri BUMN Erick Thohir terkait dengan penataan anak dan cucu usaha yang ada di BUMN, Arif mengapresiasi kebijakan yang telah dilakukan oleh sang Menteri.
“Menteri BUMN secara cepat merespons itu dan melakukan penataan anak-anak usaha yang ada di BUMN. Ini bagus,” katanya.
Arif mengingatkan bahwa bukannya BUMN tidak boleh membuat anak usaha, tetapi harus diperhatikan apakah hal tersebut bisa menunjang bisnis inti BUMN tersebut.
Ia mencontohkan ada BUMN yang memiliki anak usaha di bidang katering, padahal hal tersebut sebenarnya bisa dikerjakan oleh bisnis restoran biasa sebagai pemasok.
Disebutkannya, bisa saja pada awalnya pembentukan anak usaha itu untuk kebutuhan karyawan BUMN karena daerah yang ada masih belum terlalu berkembang.
“Namun, bila tingkat perekonomian daerah itu telah berkembang dan bertumbuh dengan baik, maka harus dilakukan rancangan ulang agar inisiatif dari dunia usaha kerakyatan di sekitar daerah tersebut yang juga bisa ikut berkembang juga,” jelasnya.