ASPEK.ID,JAKARTA – Presiden RI ke-3 Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB.
Sosok yang akrab disapa BJ Habibie itu meninggal dunia dalam usia 83 tahun. BJ Habibie telah menjalani perawatan intensif di rumah sakit sejak 1 September 2019.
Founder The Atjeh Connection, Amir Faisal Nek Muhammad mengaku ikut berdukacita atas kepergian Habibie, yang diakuinya sebagai salah satu putra terbaik yang pernah dimiliki oleh bangsa Indonesia.
Kepergian Habibie dikatakan Amir Faisal merupakan sebuah kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Hal ini dikatakan Amir Faisal bukan tanpa alasan, berdasarkan jajak pendapat YouGov yang dirlis pada 18 Juli 2019, Habibie dinobatkan sebagai sosok paling dikagumi di Indonesia.
“Innalillahi wainna ilaihi raji’un. Kami turut berdukacita, ini merupakan kabar yang mengejutkan sekaligus menyedihkan bagi kita semua karena telah kehilangan salah satu tokoh terbaik yang pernah dimiliki oleh bangsa ini,” kata Amir Faisal, Rabu (11/9/2019) malam.
Disebutkan Amir Faisal, Habibie juga menjadi sosok sangat dihormati oleh ilmuan dunia khususnya di bidang penerbangan berkat segudang prestasi dan penghargaan karena dedikasi dan perannya di dunia penerbangan nasional dan internasional berhasil ditorehkan.
“Pak Habibie merupakan sebuah contoh yang layak dijadikan sebagai panutan bagi seluruh pemuda/i Indonesia, bahwa setiap orang dapat berkarya dan bisa diakui oleh dunia,” imbuh Amir Faisal.
“Semoga Almarhum diampuni segala dosa-dosanya dan kepada keluarga yang ditinggalkan agar diberikan ketabahan,” tutup Amir Faisal.
Profil Singkat BJ Habibie
Prof. DR (HC). Ing. Dr. Sc. Mult. Bacharuddin Jusuf Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, 25 Juni 1936. Beliau adalah Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Sebelumnya, Habibie menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ke-7, menggantikan Try Sutrisno.
Habibie menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Habibie memimpin Indonesia selama 1,5 tahun sebelum digelarnya sidang umum MPR 1999.
Sebelum menjadi Presiden, Habibie ditunjuk sebagai Menteri Negara Ristek/Kepala BPPT selama 20 tahun. Beliau juga pernah memimpin perusahaan BUMN Industri Strategis selama 10 tahun.
Saat berada di Jerman, Habibie pernah menjadi Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger Flugzeugbau Gmbh, hingga menjadi wakil presiden dan direktur teknologi, serta penasehat senior perusahaan itu.
Habibie di masa mudanya juga pernah bekerja di Messerschmitt-Bolkow-Blohm, perusahaan penerbangan yang berpusat di Jerman, sebelum kembali ke Indonesia pada 1973.
Nama Habibie kini telah diabadikan menjadi nama jalan, monumen dan kisah cintanya dengan sang istri, Hasri Ainun Habibie, diadaptasi dalam film yang diangkat dari memoar yang ditulis Habibie mengenai kisah hidupnya.