ASPEK.ID, JAKARTA – Sebanyak 8 orang dilaporkan tewas dalam aksi penembakan yang terjadi di Atlanta dan Cherokee County, Amerika Serikat (AS), Selasa (16/3) sore waktu setempat.
Tersangka bernama Robert Aaron Long (21) asal Woodstock, Georgia, berhasil ditangkap polisi sekitar 241 kilometer dari lokasi penembakan sebagaimana dilansir New York Post.
Diaspora Indonesia di Atlanta terkejut dengan penembakan ini Pasalnya, kawasan Atlanta selama ini relatif aman bagi minoritas Asia, dan tidak terlihat sentimen rasial seperti dilaporkan di kota-kota lainnya.
Pasangan Henny Kusumawati dan suaminya Teguh Yulianto misalnya, yang sudah sepuluh tahun menetap di Atlanta.
Henny sebagaimana wawancaranya kepada VOA mengatakan selama tinggal di kota itu, tidak pernah sekali pun ia merasa khawatir dengan keselamatannya.
Tetapi semua berubah ketika ia mendengar kabar penembakan delapan orang di tiga spa terpisah di Atlanta, di mana sebagian besar korban adalah perempuan Asia.
“Saya mengetahuinya dari WhatsApp Group warga Indonesia di sini. Terus terang perasaan saya bercampur. Yang terutama rasa sedih karena sejak awal saya menginjakkan kaki di sini, semua welcome, tidak pernah ada rasisme atau peristiwa apapun. Bahkan ketika negara-negara bagian lain dilanda sentimen anti-Asia, di sini tidak terjadi apa-apa. Kok sekarang begini?,” ujarnya lirih
Hal senada disampaikan Daniel Fu, seorang diaspora Indonesia lainnya yang tinggal di kota yang sama.
“Pas kejadian itu anak saya teks menanyakan saya ada di mana. Dia bilang kalau Papa ada di luar, cepat pulang. Ada shooting rampage (penembakan membabibuta.red) di North West dan downtown, ” ujar Daniel.
“Saya kaget sekali. Apalagi setelah Atlanta Journal News meminta agar warga yang tidak berkepentingan sebaiknya tinggal di rumah saja karena pelaku bersenjata dan berbahaya. Saya dan istri langsung pulang ke rumah,” imbuhnya.
Koresponden VOA di Gedung Putih mengabarkan bahwa Presiden Joe Biden telah mendapat penjelasan melalui telepon dari Jaksa Agung Merrick Garland dan Direktur FBI Christopher Wray tentang insiden penembakan itu.
Insiden penembakan ini kembali menguatkan kekhawatiran meningkatnya sentimen anti-Asia di Amerika beberapa minggu terakhir ini.
Laporan yang baru saja dirilis Stop AAPI Hate menunjukkan peningkatan laporan sentimen anti-Asia sejak Maret 2020 hingga Februari 2021, yang jumlahnya kini mencapai 3.795 kasus.
68 persen kasus itu merupakan pelecehan secara verbal, namun ada pula serangan fisik dan serangan di dunia maya. Laporan itu menunjukkan perempuan 2,3 kali lebih sering menjadi sasaran dibandingkan laki-laki.
Henny Kusumawati dan Daniel Fu mengatakan insiden itu membuat mereka kini menjadi lebih hati-hati dan semakin meningkatkan komunikasi dengan sesama warga Indonesia di sana.
Konsul Jenderal Indonesia di Houston Andre Omer Siregar kepada VOA mengatakan telah meningkatkan komunikasi tidak saja di antara sesama kantor Konsulat Jenderal Indonesia di beberapa negara bagian lain, tetapi juga dengan diaspora Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston dan otorita berwenang.
Ada sekitar 30.000 warga Indonesia di wilayah kerja KJRI Houston yang mencakup negara bagian Arkansas, Alabama, Florida, Georgia, Louisiana, Mississippi, New Mexico, Oklahoma, Tennessee, dan Texas.
Khusus di kota Atlanta, Georgia, terdapat sekitar 3.500 warga Indonesia yang bekerja di beragam sektor.
“Hingga hari ini belum ada laporan tentang adanya warga Indonesia atau diaspora Indonesia yang menjadi korban kekerasan atau tindakan diskriminasi, yang terjadi lebih terkait isu konsuler. Namun kami tetap peka, kami meningkatkan komunikasi tidak saja dengan diaspora Indonesia tetapi juga polisi Atlanta dan pihak keamanan diplomatik untuk memantau. Saya pesan kepada masyarakat, please stay safe and please stay calm karena ini sudah semakin meningkat, sudah terjadi sejak Maret lalu ketika pandemi merebak. Kita berharap ini bisa segera selesai dan we begin a new normal,” ujar Andre.
Sebelumnya KJRI New York pada tanggal 6 Maret dan disusul seminggu kemudian oleh KBRI di Washington DC telah mengeluarkan imbauan kepada warga dan diaspora Indonesia untuk hati-hati dengan keadaan sekitar seiring meningkatnya sentimen anti-Asia ini.