ASPEK.ID, JAKARTA – Pemilihan Wali Kota London, Inggris, kembali dimenangi oleh Sadiq Khan. Dia unggul tipis dari saingannya, Shaun Bailey, dari Partai Konservatif.
Khan meraih kursi walikota dengan 997.601 suara dari sejuta lebih suara yang masuk. Jumlah pemilih kali ini memang lebih sedikit dari pemilihan sebelumnya
Dalam pidato kemenangannya, Khan mengatakan selama masa jabatan kedua dia akan fokus pada membangun jembatan antarkomunitas yang berbeda dan antarbalai kota dan pemerintah.
Dia ingin memastikan London memainkan perannya dalam pemulihan nasional dan membangun masa depan yang lebih hijau dan lebih cerah untuk ibu kota.
Kemenangan Khan sebagaimana dilansir CNN, juga menjadi salah satu titik terang bagi Partai Buruh sebagai partai oposisi utama.
Pada 2016, pria yang kini berusia 51 tahun itu terpilih menjadi walikota Muslim pertama di London, juga ibukota-ibukota negara Barat.
“Saya dibesarkan di sebuah perkebunan dewan, anak kelas pekerja, anak imigran, tapi sekarang saya walikota London,” kata Khan saat itu.
Dia tak hanya tampil ‘eksentrik’ sebagai wakil kaum minoritas di London. Ia pun lekat di ingatan publik sebagai pengkritik utama keputusan Inggris meninggalkan Uni Eropa (Brexit), mengkritik perdana menteri, juga perseteruannya dengan mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca juga: Inggris Berlakukan Pembatasan Tingkat Tinggi di London
Keduanya terlibat perang kata soal larangan perjalanan orang-orang dari negara Muslim yang dicetuskan Trump. Trump pun sempat menuduh Khan melakukan “pekerjaan yang sangat buruk dalam melawan terorisme” dan menyebutnya sebagai “pecundang” dan “aib nasional”.
Profil Singkat
Pria dengan nama lengkap Sadiq Aman Khan ini lahir di Rumah Sakit St George di Tooting, London Selatan, dan merupakan anak kelima dari delapan bersaudara (tujuh anak laki-laki dan seorang anak perempuan).
Ia terlahir di keluarga imigran Pakistan. Kakeknya bermigrasi dari India ke Pakistan setelah pembagian India pada tahun 1947, dan orang tuanya bermigrasi ke Inggris sebelum Khan lahir.
Ayahnya yang sudah meninggal Amanullah Khan berprofesi sebagai sopir bus selama lebih dari 25 tahun. Ibunya, Sehrun, adalah seorang penjahit.
Khan lantas berhasil memperoleh gelar sarjana hukum di Universitas London Utara. Ia kemudian berprofesi sebagai seorang solicitor yang berspesialisasi dalam bidang hak asasi manusia.
Khan pernah menjabat sebagai kanselir di London Borough of Wandsworth dari tahun 1994 hingga 2006. Pada tahun 2008, ia diangkat sebagai Menteri Negara untuk Komunitas oleh Perdana Menteri Gordon Brown dan menjadi orang Pakistan Britania kedua yang menjabat di pemerintahan.
Khan kemudian menjadi Menteri Negara untuk Transportasi. Ia bergabung dengan kabinet bayangan Ed Miliband sebagai Secretary of State for Justice bayangan dan Lord Chancellor bayangan pada tahun 2010.
Pada 16 Januari 2013, ia juga diangkat sebagai Menteri untuk London bayangan; pada 11 Mei 2015, ia mengundurkan diri dari kabinet bayangan ini untuk menjadi calon wali kota Partai Buruh.
Pada 11 September 2015, Khan diusung sebagai calon wali kota London oleh Partai Buruh. Ia kemudian terpilih sebagai Wali Kota London pada 7 Mei 2016 dan terpilih kembali tahun ini untuk periode keduanya.