ASPEK.ID, JAKARTA – Kementerian PUPR dan China International Development Cooperation Agency (CIDCA) menandatangani naskah Exchange of Letter Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara.
Penandatanganan dilakukan Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR, Anita Firmanti dengan Vice Chairman China International Development Cooperation Agency (CIDCA) Deng Boqing di Jakarta, Rabu (16/10/2019).
“Pemerintah China memainkan peran penting dalam pembangunan infrastruktur kita, baik di bidang sumber daya air maupun jalan tol. Contoh terbesar di bidang sumber daya air adalah Bendungan Jatigede. Kedepannya akan dibangun empat bendungan yang saat ini sedang dalam tahap persiapan, salah satunya adalah Bendungan Pelosika,” ungkap Anita dilansir dari laman Sindonews.
Penandatanganan Exchange of Letter ini merupakan tanda dimulainya kegiatan engineering services, persiapan pembangunan Bendungan Pelosika, dengan dana hibah dari Pemerintah China sebesar 28,19 juta yuan atau senilai Rp56,1 miliar. Sementara, konstruksi Bendungan Pelosika dijadwalkan dimulai pada 2020.
Deng Boqing mengatakan pihaknya merasa senang dapat menjadi bagian dari pembangunan Bendungan Pelosika karena memberikan dampak di bidang sosial, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
“Kerja sama kita selama ini sudah saling menguntungkan. Penandatanganan Exchange of Letter Bendungan Pelosika ini merupakan titik baru dari kerja sama kita selama ini. Selain itu, kami juga menantikan kerja sama dengan Indonesia di bendungan lain,” sebut Den Boqing.
Selain Bendungan Pelosika, Pemerintah Indonesia juga menjalin kerja sama dengan Pemerintah China pada pembangunan tiga bendungan lainnya yaitu Bendungan Jenelata di Sulawesi Selatan, Bendungan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan dan Bendungan Lambakan di Kalimantan Timur.
Bendungan Pelosika direncanakan memiliki volume sebesar 822,56 juta meter kubik dan dapat mensuplai air baku sebesar 0,8 meter kubik per detik. Bendungan ini berfungsi untuk mengairi area irigasi seluas 22.000 hektar, menyalakan pembangkit listrik tenaga air sebesar 20 megawatt, dan mengurangi risiko banjir di Sulawesi Tenggara.