Sejarawan nasional Dr M Adli Abdullah mengapresiasi pementasan musikal Laksamana Malahayati yang tampil dua hari berturut-turut pekan lalu. Pementasan menjelang perayaan kemerdekaan RI ke-78 ini mendapat perhatian besar dari warga Jakarta serta didukung oleh BUMN dan perusahaan swasta lain.
“Pesan dari pementasan teater musikal Laksamana Malahayati yakni ruh berjihad tidak boleh padam di masyarakat. Warga bisa belajar masalah keseteraan gender di Aceh sudah selesai dengan kemahiran Laksamana Malahayati dan pasukannya berperang melawan Portugis pada abad ke 15,” ungkap Adli Abdullah, Selasa (15/8/2023) di Jakarta.
Adli menyambut baik pementasan musikal sebagai salah satu metode menyampaikan pesan kepada penonton. Dia berharap musikal ini bisa digelar di kota-kota lain yang memiliki gedung pendukung sehingga generasi milenial bisa mengenal sosok pahlawan Indonesia dari Aceh. Drama atau film-film dengan latar cerita perempuan Aceh atau Indonesia perlu dihadirkan dalam beragam bentuk untuk generasi milenial dan GZ. Supaya mereka bangga menjadi perempuan Indonesia.
“Saya menerima pesan dari sutradara bahwa pada awal September ini ada penampilan drama Laksamana Malahayati di Jakarta. Melalui tontonan selama 2 jam jam dapat memberikan edukasi kepada warga yang terekam di memorinya. FIlm atau teater adalah salah satu cara cepat menyampaikan pesan-pesan dari pemerintah kepada penonton. Jika kita menonton film Hollywood, maka tampil Amerika sebagai pahlawan penyelamat dunia dan sebagainya,” jelas Adli.
Selain melalui drama dan musikal Laksamana Malahayati, Adli menyambut gembira pembuatan film layar lebar Laksamana Malahayati. Generasi milenial yang cenderung menyukai film-film korea atau K-Pop, sambung Adli dapat mengenal sosok Malahayati sebagai laksamana perempuan pertama di dunia melalu media teater atau layar lebar. Menurut M Adli, perempuan Aceh seperti Malahayati, Cut Meutia, Cut Nyak Dhie, Pocut Meurah Intan dan lain-laini memiliki nilai perjuangan dan ketangguhannya yang berbeda-beda. Dalam sejarah, perempuan Aceh bukan saja cerdas intelektual, tapi berani bersikap atas pendapatnya dengan landasan filosofis nilai agama yang mereka miliki. Sikap seperti ini harus dimiliki oleh warga Indonesia
“Pada Agustus ini sudah tampil musikal Laksamana Malahayati dan September akan tampil drama Laksamana Malahayati. Semoga pada Oktober, November hingga Desember 2023 ada kegiatan bertema Laksamana Malahayati sebagai salah satu cara menggali semangat berjuang mengisi kemerdekaan Indonesia,” tutup Adli.