• Latest
  • Trending
Potensi Porang sebagai Makanan Sehat Masa Depan

Tanaman Porang yang Mendadak Jadi Andalan

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

Laba Bersih BUMN Rp61 Triliun di Kuartal III 2021

UU Baru BUMN: Kepala BP Bisa Terhindar dari Jerat Hukum Jika Terjadi Kerugian

IHSG Mendadak Anjlok, Ini Deretan Faktor Pemicunya

IHSG Mendadak Anjlok, Ini Deretan Faktor Pemicunya

BGN Kembalikan Rp70 Triliun ke Kas Negara, Purbaya: “Belum Ada Uangnya”

BGN Kembalikan Rp70 Triliun ke Kas Negara, Purbaya: “Belum Ada Uangnya”

Langkah Cepat Jaksa Usai Nadiem Kalah di Praperadilan

Langkah Cepat Jaksa Usai Nadiem Kalah di Praperadilan

Pelindo Regional 3 Hijaukan Pesisir Pantai, Tanam 147.400 Bibit Mangrove

Pelindo Regional 3 Hijaukan Pesisir Pantai, Tanam 147.400 Bibit Mangrove

Pelindo Marine Dukung Keselamatan Pengolongan Kapal di Sungai Tersibuk di Indonesia

Pelindo Marine Dukung Keselamatan Pengolongan Kapal di Sungai Tersibuk di Indonesia

Reshuffle Jilid 3: Erick Thohir Jadi Menpora, ini Daftar Lengkapnya

Direksi dan Komisaris Telkom Kembali Dirombak, Posisi Wadirut Hilang

Direksi dan Komisaris Telkom Kembali Dirombak, Posisi Wadirut Hilang

  • BERITA TERBARU
  • BUMN
  • EKONOMI
  • PERBANKAN
  • MARKET
  • POLITIK
  • NEWS
  • INFRASTRUKTUR
  • LIFESTYLE
  • TEKNOLOGI
Minggu, Oktober 19, 2025
  • Login
Aspek.id
  • BERITA TERBARU
  • BUMN
  • EKONOMI
  • PERBANKAN
  • MARKET
  • POLITIK
  • NEWS
  • INFRASTRUKTUR
  • LIFESTYLE
  • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
  • BERITA TERBARU
  • BUMN
  • EKONOMI
  • PERBANKAN
  • MARKET
  • POLITIK
  • NEWS
  • INFRASTRUKTUR
  • LIFESTYLE
  • TEKNOLOGI
No Result
View All Result
Aspek.id
No Result
View All Result
  • BERITA TERBARU
  • BUMN
  • EKONOMI
  • PERBANKAN
  • MARKET
  • POLITIK
  • NEWS
  • INFRASTRUKTUR
  • LIFESTYLE
  • TEKNOLOGI

Tanaman Porang yang Mendadak Jadi Andalan

by Zamzami Ali
September 4, 2021
in EKONOMI
Potensi Porang sebagai Makanan Sehat Masa Depan

Foto: Setkab

Tanaman porang menjadi primadona baru dalam beberapa tahun terakhir. Porang merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang biasanya diolah menjadi beras, shirataki, bahan campuran pada kue, roti, es krim, dan sirup.

Porang kini mampu memicu gairah anak-anak muda atau milenial untuk ikut menggeluti bidang pertanian, terutama untuk jenis tanaman ini. Banyak anak-anak muda menjadi petani di daerahnya masing-masing.

Sekarang porang tak lagi hanya berkembang di Jawa Timur, melainkan merambah ke Jawa Tengah, DIY, Jawa Barat, bahkan ke luar Jawa.

BacaJuga

KB Bank Tetapkan Susunan Pengurus Perseroan Baru

Nezar Patria Jadi Komisaris Utama Indosat

Sofyan Djalil Jadi Komisaris Utama PT Intiland Development Tbk

Ray Dalio Dikabarkan Batal Jadi Penasihat Danantara

Pertamina Hulu Energi Terbitkan Obligasi Bernilai Fantastis

Ini Catatan BPS Soal Inflasi di Januari 2025

Advertisement. Scroll to continue reading.

Pesatnya perkembangan lahan produksi porang tersebut, boleh jadi, karena iming-iming keuntungan dan kemudahan dalam hal proses penanaman.

Selain tahan hama, porang juga mudah hidup di tanah yang tidak produktif. Misalnya, di bawah pohon-pohon besar atau rumpun bambu.

Perawatannya pun tidak serumit tanaman lain, bahkan tak butuh penyiraman. Kebutuhan akan air hanya mengandalkan curahan air di musim penghujan.

Sementara itu, untuk satu hektare lahan bisa memperoleh 15 hingga 20 ton umbi porang dalam rentang waktu tanam delapan bulan. Dengan harga umbi produksi sekilo Rp7.000, mereka bisa memperoleh kurang lebih Rp35 juta–Rp40 juta dalam sekali panen.

Yoyok Triyono, salah satu petani muda, merupakan petani porang generasi ketiga di rumahnya yang terletak di Madiun, Jawa Timur. Ia mengikuti jejak kakek dan ayahnya untuk menjadi seorang petani.

Ketika berdialog dengan Presiden Joko Widodo, Yoyok bercerita mengenai bagaimana menggiurkannya prospek bercocok tanam umbi-umbian yang sedang naik daun tersebut. Kini, anak-anak muda di Madiun pun menaruh minat untuk menggelutinya.

“Petani milenial, petani muda banyak di desa kami—mungkin di wilayah Madiun. Kalau zaman dulu lulus sekolah cari kerja di kota, tapi sekarang tidak Pak. Mereka lulus sekolah jadi petani porang, tiga tahun berjuang bertani porang, setelah tiga tahun bawa pulang mobil,” ujar Yoyok bercerita dilansir dari Indonesia.go.id.

Yoyok baru mulai menanam porang sejak 2010. Awalnya dia hanya memiliki lahan seluas 0,3 hektare, warisan dari ayahnya. Sekarang, luas lahan yang dimilikinya telah mencapai 3 hektare.

Menurutnya, porang adalah komoditas yang sangat menjanjikan karena tidak hanya umbinya saja yang laku. Tapi juga bibitnya.

Tingginya minat anak muda menggeluti tanam porang diamini Didi Kuswandi, seorang petani dari Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Menurutnya, saat ini banyak generasi milenial yang mengalami perubahan pandangan terhadap petani.

“Dulunya petani ini seolah-olah menjadi cita-cita pelarian. Tapi hari ini, semua berbondong-bondong ingin menjadi petani porang. Termasuk saya, Bapak Presiden. Saya sudah lama di luar negeri, balik ke kampung menjadi petani,” ujar Didi.

Porang merupakan tanaman umbi-umbian yang memiliki banyak keunggulan. Selain rendah kalori dan juga bebas gula, porang bisa diolah menjadi berbagai bahan makanan hingga bahan kosmetik.

Presiden Joko Widodo menilai, komoditas ini sebagai produk yang menjanjikan dan memiliki masa depan cerah. Kepada para petani muda, Presiden menitipkan pesan agar tidak hanya mengerjakan di lahan pertaniannya, tetapi juga bisa mengolahnya hingga pascapanen.

Kepala Negara pun mendorong agar para petani bisa mengolah umbi porang menjadi barang jadi, misalnya menjadi keripik.

“Saya kira proses-proses seperti itu yang pemerintah inginkan. Jangan sampai nanti yang mengolah itu justru ada di Jepang, atau di Tiongkok, atau di Korea Selatan, atau di Eropa, nggak. Kita harus mengolah sendiri, ada hilirisasi, ada industrialisasi, sehingga nilai tambah betul-betul ada di dalam negeri,” jelas Presiden Jokowi.

Di akhir dialog dengan petani, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa pemerintah ingin membangun sebuah ekosistem yang saling menguntungkan di mana selain masyarakatnya untung, lingkungan sekitarnya juga dapat terjaga dengan baik.

Untuk itu, ia mendorong Menteri Pertanian untuk membuat perencanaan besar terkait prospek porang sebagai sebuah primadona komoditas pertanian baru.

Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo dalam kunjungan kerjanya ke Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, pada Kamis, 19 Agustus 2021, mengunjungi pabrik pengolahan porang milik PT Asia Prima Konjac dan melakukan dialog dengan petani porang.

Dalam kesempatan itu presiden menginstruksikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menjadikan porang sebagai komoditas ekspor andalan baru di tanah air.

Menurut Presiden Jokowi, porang merupakan komoditas baru yang dapat memberikan nilai tambah yang baik, tidak hanya bagi perusahaan pengolah porang tetapi juga kepada para petani porang.

Berdasarkan data yang diterimanya, dalam satu hektar lahan dapat menghasilkan 15 hingga 20 ton porang. Selain itu, pada musim tanam pertama para petani dapat menghasilkan hingga Rp40 juta porang dalam kurun waktu delapan bulan. Sebuah nilai yang sangat besar.

Presiden Jokowi juga meyakini bahwa porang akan menjadi makanan sehat di masa mendatang, mengingat porang memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi tubuh manusia.

Mulai dari rendah kalori hingga bebas gula. Presiden pun berharap komoditas porang ini dapat diekspor tidak hanya dalam bentuk mentahan dan barang setengah jadi, namun sudah dalam bentuk beras porang.

Dalam kunjungan tersebut, Presiden Jokowi juga melakukan groundbreaking perluasan pabrik PT Asia Prima Konjac sekaligus meninjau proses pengolahan porang dari barang mentah menjadi barang setengah jadi. Presiden Jokowi juga menyempatkan diri berdialog dengan beberapa perwakilan petani porang.

Untuk diketahui, porang atau dalam bahasa Latin disebut Amorphopallus muelleri blume merupakan tanaman jenis umbi-umbian yang mengandung karbohidrat glukomanan atau zat gula dalam bentuk kompleks.

Porang biasanya diolah menjadi beras, shirataki, bahan campuran pada produk kue, roti, es krim, permen, jeli, selai, dan bahan pengental pada produk sirup. Porang juga kerap diolah sebagai produk kosmetik.

Kementerian Pertanian pernah menyebut nilai ekspor porang pada 2020 mencapai Rp923,6 miliar. Alhasil, komoditas tersebut ditetapkan sebagai mahkota masuk dalam program gerakan tiga kali lipat ekspor (Gratieks).

Beberapa kali Presiden Joko Widodo juga meminta agar porang dijadikan sebagai komoditas andalan baru di Indonesia, khususnya dalam rangka membuat alur ekspor yang beragam dan lebih optimal ke mancanegara.

Potensi umbi porang di pasar internasional semakin besar. Hal ini dibuktikan dengan nilai ekspor porang yang terus meningkat setiap tahunnya. Pada 2018, volume ekspor porang dari Jawa Timur mencapai 5,51 ton dengan nilai sekitar Rp270,3 miliar.

Pada 2019 terjadi peningkatan 9 persen, menjadi 6 ton dengan nilai sekitar Rp297 miliar. Pada 2020, angkanya meningkat lagi mencapai 70 persen di volume 10 ton dengan nilai Rp499,08 miliar. Adapun negara tujuan ekspor porang Jawa Timur, antara lain, Tiongkok, Vietnam, Jepang, Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan Taiwan.

Kementan telah menyusun Roadmap Budi daya dan Ekspor Porang 2020-2024 dengan target pengembangan sekitar 100 ribu hektare (ha) di 2024 dan potensi ekspor sebesar 92 ribu ton chips kering.

Dalam roadmap tersebut juga, telah dipetakan target sebagai berikut, luas tanam (realisasi) tanaman porang 2020 adalah 19.950 ha dan 2021 adalah 47.641 ha. Sedangkan luas panen yang ditargetkan pada tahun tertentu adalah 95% dari luas tanam dua tahun sebelumnya.

Produksi basah yang ditargetkan adalah 10 ton/ha dan ini nantinya akan dibuat berupa tepung glucomannan. Sedangkan, produksi kering dalam bentuk chips adalah 15% dari produksi basah. Kebutuhan benih adalah 20.000 katak (100 kg/ha).

Pengembangan porang akan dilakukan melalui sejumlah strategi, antara lain, peningkatan ketersediaan dan penggunaan benih varietas unggul, penerapan good agricultural practices di tingkat petani, penyediaan pupuk sesuai kebutuhan, dan dukungan prasarana irigasi, jalan usaha tani dan dukungan fasilitas pembiayaan.

Adapun fokus pengembangan secara bertahap akan dilaksanakan di 29 provinsi dan 263 kabupaten. Dari sisi distribusi, pasar dalam negeri yang ditargetkan adalah 10% dari total panen, sedangkan sisanya diekspor dalam bentuk chips kering atau produk turunan lainnya yang diperkirakan ada sekitar 21 jenis.

Berdasarkan data Kemendag, ekspor porang Indonesia pada 2020 tercatat sebanyak 8.570 ton dengan total nilai USD19.645.620 atau tumbuh 23,35% (yoy) dengan Tiongkok sebagai tujuan ekspor terbesar yakni mencapai 13,28 juta ton.

Komentar
Share18Tweet12SendShareShare3Send
ADVERTISEMENT

Related Posts

Kendala Sertifikasi Lahan Food Estate

Pakar: Food Estate tidak Bisa Instan

Dosen Pertanian Universitas Brawijaya (UB) Sujarwo menilai, keberhasilan program Food Estate belum bisa dirasakan dalam waktu dekat. Food Estate merupakan salah satu...

Holding BUMN Pangan Dinilai Hambat Investasi Pertanian

Mendag Usul Rp 100 Triliun Beli Hasil Pertanian

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengusulkan Rp100 triliun untuk BUMN yang akan membeli hasil pertanian. "Saya usulkan dana Rp100 triliun kemarin....

Mentan SYL Ajak Saudagar Bugis Bangun Sektor Pertanian

Mentan SYL Ajak Saudagar Bugis Bangun Sektor Pertanian

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mengajak pengusaha lokal atau saudagar Bugis untuk terlibat langsung dalam proses pembangunan pertanian...

Load More
Plugin Install : Widget Tab Post needs JNews - View Counter to be installed
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Saatnya Menatap ke Depan dan Menyatu untuk Tumbuh

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

PT Timah Tbk Berhentikan Sementara Direktur Operasi dan Produksi Nur Adi Kuncoro

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

PSSI Akhiri Kerja Sama Dengan Kluivert

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

Sayap Baru Garuda, Glenny Kairupan Ambil Alih Kemudi

ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Redaksi
  • Kontak
  • Iklan
No Result
View All Result
  • BERITA TERBARU
  • BUMN
  • EKONOMI
  • PERBANKAN
  • MARKET
  • POLITIK
  • NEWS
  • INFRASTRUKTUR
  • LIFESTYLE
  • TEKNOLOGI

© 2025 Aspek.id | PT. Aspek Citra Media

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In