ASPEK.ID, JAKARTA – Sejumlah menteri bidang ekonomi sepakat untuk membentuk tim khusus yang akan memfinalisasi sejumlah masalah dalam penyiapan ibukota baru Indonesia.
Dalam rapat persiapan pemindahan ibukota di Kementerian Keuangan, Jakarta, juga dibahas soal pendanaan seperti rencana semula, kantor pemerintah dibangun dengan APBN dan klaster di sekelilingnya dibangun dengan dana non-APBN.
“Ketuanya kami minta Pak Kepala Bappenas (Suharso Monoarfa),” kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan seperti dilansir laman Tempo, Jum’at (7/2).
Luhut mengatakan, semua pihak yang terkait dengan persiapan ibukota baru anti akan melapor langsung kepada Kepala Bappenas Suharso Monoarfa.
“Nah, hari Rabu, beliau akan laporan ke kami, dari situ baru nanti kami lapor ke Presiden,” tambah Luhut.
Luhut juga mengatakan, tim yang dipimpin Suharso bertugas untuk memfinalisasi semua data yang ada agar tidak terlalu banyak sumber informasi serta menggabungkan data pemindahan ibukota baru ini dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto.
Pemerintah sebelumnya menghabiskan dana sebanyak Rp 5 miliar untuk Sayembara Gagasan Desain Kawasan Ibukota Negara yang akan dibangun di Kalimantan Timur.
Basuki mengatakan bahwa tujuan dilakukannya sayembara ialah untuk mendapatkan rancangan terbaik dengan masukan dan ide yang maksimal.
Dalam sayembara itu, Nagara Rimba Nusa ditetapkan sebagai pemenang pertama, pemenang II ‘The Infinite City’, disusul desain ‘Seribu Galur’ sebagai pemenang III. Selanjutnya desain ‘Zamrud Khatulistiwa’ ditetapkan sebagai pemenang Harapan I dan desain ‘Banua Rakyat Nusantara’ sebagai pemenang Harapan II.
Basuki yang menyaksikan penetapan pemenang pada Senin (23/12) kemarin menyampaikan, Ibukota Negara nantinya tidak hanya harus bagus tapi juga harus memiliki pembeda dengan ibukota lain di dunia.
“Tiga desain pemenang utama Sayembara Gagasan Kawasan Ibukota Negara ini nantinya akan dikolaborasikan dan disesuaikan dengan kondisi lapangan,” ucap Basuki.
Presiden Jokowi pun telah mengundang tiga tokoh internasional sebagai dewan pengarah pembangunan ibukota negara baru.
Ketiganya adalah Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, CEO SoftBank Masayoshi Son dan mantan perdana menteri Inggris Tony Blair.
Lebih lanjut, Presiden menyebutkan bahwa dewan pengarah tersebut merupakan figur-figur yang memiliki reputasi baik di dunia internasional.
“Karena saya melihat beliau-beliau ini, Syekh Mohamad Bin Zayed Al Nahyan, Masayoshi Son, kemudian Tony Blair, mereka adalah sosok yang memiliki reputasi yang baik di dunia internasional. Nantinya memang kita lah yang menyelesaikan operasional persoalan-persoalan yang ada di lapangan,” jelas Presiden.
Selain itu, pemilihan tokoh-tokoh tersebut juga diharapkan bisa membangun kepercayaan dari dunia internasional. Dengan terbangunnya kepercayaan, kata Presiden, maka akan memudahkan bagi Indonesia untuk melakukan berbagai kerja sama.