ASPEK.ID, JAKARTA – Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Wiranto, mengungkapkan bahwa Benny Wenda yang merupakan pimpinan Gerakan Persatuan Pembebasan untuk Papua Barat atau United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), terlibat dalam kerusuhan Papua dan Papua Barat yang berujung anarkis.
Wiranto mengatakan Benny tak menyandang warga negara Indonesia dan mendapat suaka sebagai warga kehormatan kota Oxford, Inggris.
“Saat ini (Benny) telah menerima permanent residence dari pemerintah Inggris, diangkat menjadi warga kehormatan Kota Oxford, bukan kehormatan Kerajaan Inggris ya,” ujar Wiranto
Wiranto menuturkan Benny terlibat dalam aksi-aksi demonstrasi anarki di Papua-Papua Barat. Ia berkata hal itu berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh Kepolisian.
Ia mengklaim aparat telah memiliki bukti terkait dengan rencana yang telah disusun oleh Benny, mulai dari lokasi hingga waktu.
Wiranto membeberkan kiat-kiat Benny dalam mendalangi kerusuhan Papua. Menurutnya, Benny menyebarkan konspirasi-konspirasi ke masyarakat Papua dengan berbagai cara, dengan satu tujuan, yaitu untuk membuat suasana Papua dan Papua Barat tak kondusif.
“Ya, namanya konspirasi ini kan banyak cara. Konspirasi itu ada persamaan mindset, kemudian adanya rencana yang menyangkut masalah waktu, masalah kapan dilaksanakan demonstrasi, lalu mana yang harus anarkis mana yang tidak, direncanakan sekarang akan ada lagi hal-hal yang menyangkut mengacau perkotaan. Itu semua ada semua,” katanya.
Wiranto menyampaikan, ucapannya itu tak asal bicara. Ia memiliki bukti atas sangkaan Benny sebagai dalang kerusuhan Papua. Namun untuk kondusivitas hal tersebut tak akan diungkap ke publik.
“Ada, ada buktinya. Tapi, kan tidak semua informasi, untuk kepentingan operasional tidak disampaikan ke publik Tapi, percayakan bahwa aparat keamanan itu maksimal untuk mengamankan kepentingan masyarakat, mengamankan kehidupan Papua dan Papua Barat,” kata mantan Panglima ABRI ini. “Itu semua demi kepentingan integritas wilayah nasional kita, stabilitas nasional kita.” (REDAKSI | GATRA | CNN)