ASPEK.ID, JAKARTA – Saat memutuskan untuk terjun ke dalam dunia investasi di pasar modal, tentu Anda membutuhkan pengetahuan dan informasi penting serta berbagai istilah yang harus dipahami. Salah satunya adalah saham bluechip.
Dilansir dari laman Cek Aja dari New York Stock Exchange, bluechip dapat didefinisikan sebagai saham dari perusahaan yang memiliki reputasi nasional, baik dari sisi kualitas, kemampuan serta kehandalan untuk beroperasi yang menguntungkan dalam berbagai situasi ekonomi dengan keadaan baik maupun buruk.
Banyak yang mengatakan bahwa bermain saham cenderung memiliki risiko yang tinggi, apalagi untuk dijadikan sebagai instrumen investasi. Namun, sepertinya berbeda dengan saham bluechip ini. Istilah saham bluechip bisa mengarah kepada saham yang terpercaya karena memiliki nilai kapitalisasi yang besar.
Menurut para ahli di bidang ini, saham bluechip dapat dikatakan sebagai salah satu jenis saham paling aman untuk berinvestasi dibandingkan jenis saham lainnya. Dikarenakan saham bluechip memiliki nilai fundamental yang sangat kuat, bagi itu dari segi finansial maupun dari segi manajemen, perusahaan yang tergabung secara teratur akan membagikan dividen dengan nilai yang cukup memuaskan.
Beberapa ciri-ciri yang dimiliki oleh saham bluechip antara lain adalah memiliki kapitalisasi besar, telah ada di bursa saham sejak lama, sahamnya ramai diperdagangkan dan merupakan saham dari market leader.
Saham Terbaik Pemula
Dibandingkan jenis saham lainnya, dapat dikatakan bahwa saham blue chip merupakan bentuk investasi paling aman, khususnya untuk pemula. Hal tersebut dikarenakan, perusahaan-perusahaan dengan saham blue chip sudah pasti merupakan perusahaan-perusahaan besar yang cukup berjaya di Indonesia.
Beberapa saham bluechip terbaik di Indonesia untuk saat ini antara lain adalah saham milik adalah PT Unilever Indonesia Tbk, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk.
Selain itu ada beberapa saham yang banyak dicari informasinya oleh investor lewat id.investing.com seperti PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA), PT Mahaka Media Tbk (ABBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) dan PT Astra International Tbk (ASII).
1. UNVR
Saham ini milik perusahaan PT Unilever Indonesia Tbk dan sudah cukup familiar dengan perusahaan Unilever ini. Sebut saja seperti Rinso, Rexona, ataupun Royco yang menjadi beberapa produk paling sering kita gunakan untuk mendukung kehidupan sehari-hari.
Dengan pertumbuhan populasi penduduk Indonesia yang semakin pesat dari waktu ke waktu hingga diprediksi akan adanya bonus demografi dalam beberapa tahun ke depan, pasar Indonesia sangat potensial untuk menjadi target pasar utama produk-produk yang dijual oleh Unilever dan hal tersebut dapat dilihat dari berbagai produk yang kita gunakan ataupun yang kita konsumsi hingga saat ini.
Dengan kemampuannya dalam memonopoli pangsa pasar, Unilever Indonesia menjadi perusahaan dengan kinerja keungan super efisien, yang tercemin dari beberapa indikator, yaitu:
- Return on Equity (ROE) Unilever mencapai 142 persen di tahun 2018 dan sejak tahun 2014, ROE UNVR selalu diatas 100 persen dengan profit yang semakin meningkat dari tahun ke tahun hingga mencapai Rp9 triliun di tahun 2018.
- Unilever tidak membutuhkan injeksi modal dari manapun, sehingga profit justru dibagikan sebagai dividen ke pemegang saham. Seluruh keuntungan dikembalikan kepada sang pemegang saham.
- Perusahaan dengan aset sebesar UNVR hampir dikatakan tidak memiliki hutang bank sama sekali dengan pendapatan yang bahkan berkali-kali lipat lebih besar dibandingkan aset perusahaan itu sendiri.
2. ICBP
ICBP merupakan kode saham dari PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Indofood itu sendiri merupakan salah satu perusahaan produsen mie instan terbesar di Indonesia yaitu Indomie yang telah beroperasi selama 30 tahun dan dimiliki oleh konglomerat terkemuka di Indonesia, Salim Group.
Populasi penduduk Indonesia yang besar serta bonus demografi yang akan segera hadir membuat pasar makanan selalu prospektif. Setiap orang pasti membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Nah, produk Indomie itu sendiri merupakan salah satu makanan favorite sebagian besar masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Dikarenakan fakta itulah, permintaan dari hadirnya mie instan akan terus bertumbuh, khususnya di masa yang akan datang. Selain itu, indikator keuangan Indofood juga menunjukan kinerja perusahaan yang cukup konsisten, berkembang dan profitable, yaitu:
- Pertumbuhan penghasilan yang diikuti oleh pertumbuhan laba secara konsisten dari tahun ke tahun seiring dengan pertumbuhan pasar.
- Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba terhadap modal yang disetor pemegang saham, tinggi dengan ROE mencapai 21 persen dan ROA 13.7 berada jauh diatas rata-rata saham industri makanan di BEI.
- Rajin membagi deviden kepada pemegang saham dengan dividen payout ratio 34 persen dari laba tahun buku 2018.
3. BBCA
BBCA merupakan kode saham dari PT Bank Central Asia Tbk. BBCA adalah saham dengan kapitalisasi terbesar di bursa efek Indonesia untuk saat ini di tahun 2019. Dengan kata lain ialah saham ini merupakan saham terbesar di bursa. Tentu saja menjadi saham dengan nilai kapitalisasi terbesar bukanlah tanpa alasan, melainkan menjadi reward dari para investor kepada saham BCA karena kinerjanya yang luar biasa.
Untuk saat ini, BCA merupakan bank terbaik di Indonesia dengan kemampuan menghasilkan profit terbaik. Meskipun pemegang aset terbesar masih dipegang oleh bank Mandiri dan profit terbesar masih dipegang oleh Bank BRI, BCA mampu memberikan profit terbaik untuk para pemegang saham dam rasio antara aset dengan profit terbaik.
Artinya, bank BCA dikelola dengan paling efisien, baik itu dari sisi profitability dan kualitas pinjaman (non-performing loan rendah). Terdapat beberapa indikator yang menunjukan kinerja bank BCA lebih baik dibandingkan bank lainnya, yaitu:
- Pertumbuhan kredit BCA cenderung konsisten di industri perbankan. Hal ini sangat penting karena bagi bank, jumlah kredit merupakan kunci utama datangnya profit.
- Perusahaan dikelola dengan efisien dan prudent, tercermin dari return on Assets (ROA) paling tinggi diantara bank di kelasnya dengan tingkat kredit macet yang rendah.
- Manajemen profesional di belakang kinerja BCA dapat dikatakan baik, yang tidak hanya tercermin dari indikator kinerja keuangannya saja, melainkan juga dari mayoritas pimpinan BCA yang menunjukan kaderisasi dalam perusahaan kuat dan terencana.
4. BBRI
BBRI adalah kode saham dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, bank dengan profit terbesar di Indonesia. Bank BRI fokus pada kredit usaha mikro, kecil dan menengah yang menjadi mayoritas pasar pinjaman di Indonesia.
Dengan usia perusahaan lebih dari 100 tahun, perusahaan satu ini jelas telah memiliki jam terbang yang panjang dan kemampuan manajemen kredit UMKM yang sangat mumpuni serta sulit dilawan oleh kompetitor.
Beberapa indikator penting yang menunjukan kinerja keuangan BRI yang cukup fenomenal, yaitu:
- Pertumbuhan kredit yang konsisten, paling tinggi dan selalu lebih tinggi di industri perbankan.
- BRI mencatat margin keuntungan tinggi yang tercermin dari NIM (net interest margin) tertinggi diantara bank sekelasnya.
- Manajemen dan pengalaman Bank BRI yang kurang lebih selama 100 tahun di industri perbankan dengan jaringan pelosok se Indonesia membuat bank BRI itu sendiri memiliki kekuatan yang sulit untuk disaingi oleh bank lainnya.
5. TLKM
Terakhir ada TLKM yang merupakan kode saham dari PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. Telkom merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia sekaligus salah satu BUMN terbesar yang dikenal dari produk telekomunikasinya. Beberapa indikatornya adalah:
- Bisnis Telkom unggul dalam jaringan hingga ke pelosok dengan jumlah pelanggan terbesar yang tidak dapat disaingi oleh operator telekomunikasi lainnya.
- Telkom rajin membagi deviden kepada pemegang saham setiap tahun, hingga pada tahun 2018 perusahaan satu ini dapat mengeluarkan dana hingga Rp16,2 Triliun untuk membayar dividen atau setara dengan 90% profit.
- Telkom memiliki profit margin diatas kompetitor dan mencatat penghasilan rata-rata per konsumen paling tinggi diantara operator lainnya. Indikator inilah yang menunjukan bahwa Telkom memiliki kinerja yang luar biasa.
Jadi, untuk Anda para pemula yang ingin belajar bermain saham, tak perlu ragu untuk memulainya dari saham bluechip karena rendah risiko, namun keuntungan yang akan dihasilkan tetap terjamin. Bagaimana, teratrik untuk terjun dan berinvestasi di portfolio saham?