ASPEK.ID, JAKATA – Produsen batu bara terkemuka di Tanah Air, PT Adaro Energy Tbk menargetkan produksi batu bara mencapai 52-54 juta ton pada tahun 2021.
Adaro adalah perusahaan pertambangan batu bara terpadu yang berbasis di Indonesia. Adaro dan anak perusahaannya bergerak dalam bidang pertambangan batubara, perdagangan batubara, jasa kontraktor penambangan, infrastruktur, logistik batubara dan kegiatan pembangkit tenaga listrik.
Perusahaan dengan kode emiten ADRO ini sahamnya dimiliki oleh Adaro Strategic Investments (43.91%) dan Garibaldi Thohir (6.18%) serta mulai beroperasi secara komersial pada bulan Juli 2005.
Head of Corporate Communications Febriati Nadira mengatakan, perseroan memproduksi 54,53 juta ton batu bara pada tahun 2020.
Jumlah tersebut turun sebesar enam persen secara tahunan (yoy) dan sedikit melebihi panduan yang ditetapkan sebesar 52-54 juta ton.
“Volume penjualan batu bara pada tahun 2020 tercatat mencapai 54,14 juta ton, atau turun 9 persen secara tahunan,” kata dia dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (17/2).
Sementara itu pada kuartal 2020 perseroan memproduksi 13,43 juta ton dan menjual 13,39 juta ton batu bara, atau masing-masing turun 3 persen dan 8 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Sedangkan total pengupasan lapisan penutup pada kuartal keempat mencapai 49,06 Mbcm, atau turun 21 persen secara tahunan, sehingga nisbah kupas tercatat sebesar 3,65 kali.
“Kuartal ini diwarnai dengan cuaca basah dengan curah hujan yang tinggi dan jam hujan yang panjang di area tambang utama sejak November,” katanya.
Di tahun 2021, panduan nisbah kupas ditetapkan sebesar 4,8 kali lebih tinggi secara tahunan, karena mengikuti sekuens penambangan dan perusahaan harus mengupas lapisan penutup dengan volume yang lebih besar.
Tahun ini erseroan menganggarkan belanja modal (capex) di kisaran 200 juta dolar AS sampai 300 juta dolar AS. Target belanja modal ini meliputi pemeliharaan rutin dan capex pertumbuhan. []