Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengungkapkan Provinsi Riau jadi penghasil minyak mentah terbesar di Indonesia hingga Juli 2024.
Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan kinerja lifting migas Provinsi Riau mencapai 180.000 barrel minyak per hari (BOPD) atau setara 30 persen dari lifting nasional.
“Investasi dari hulu migas tentunya akan memberikan multiplier effect bagi Provinsi Riau, kami terus mendorong KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) untuk menyerap tenaga kerja lokal serta memprioritaskan penyediaan barang dan jasa lokal,” ujarnya dalam siaran pers, Minggu (7/7/2024).
SKK Migas mencatat total realisasi investasi hulu migas di Provinsi Riau sepanjang 2020-2023 mencapai Rp 274 triliun. Nilai itu akan bertambah seiring dengan rencana masuknya investasi di tahun 2024 sebesar Rp 69 triliun.
Menurut Dwi, dibutuhkan sinergi bersama antara SKK Migas dan Pemprov Riau untuk mengatasai berbagai isu operasional dan peningkatan produksi migas. Dwi telah melakukan pertemuan dengan Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Riau, SF Hariyanto pada 3 Juli 2024.
Sumur-sumur Minyak Bumi yang Menganggur Disorot Artikel Kompas.id Menurutnya ada 4 hal terkait dukungan operasional yang diperlukan dari Pemprov Riau yakni masih adanya kendala infrastruktur di sekitar wilayah operasi yang memerlukan perbaikan.
Selain itu, perlunya dukungan pemulihan situasi darurat di Wilayah Kerja (WK) CPP yang menyebabkan turunnya produksi sejak Februari 2024, tumpang tindih lahan di area kawasan hutan, dan kendala pengadaan tanah skala besar. Terkait hal itu, Hariyanto memastikan pihaknya akan mengambil langkah-langkah konkret dengan melakukan koordinasi bersama pihak-pihak terkait untuk mengatasi berbagai isu tersebut. Ia bilang, isu-isu di lapangan perlu untuk segera diselesaikan, mengingat Riau merupakan tulang punggung produksi migas nasional.
Pemprov Riau juga telah mengelola hak partisisasi (participating interest/PI) 10 melalui BUMD Riau Petroleum di wilayah kerja (WK) Rokan, Siak, dan Kampar.
“Kami akan segera berkoordinasi membahas upaya-upaya penyelesaian masalah di lapangan, mengingat Provinsi Riau masih menjadi tulang punggung produksi minyak nasional, oleh karena itu penyelesaian isu-isu yang ada menjadi prioritas kami,” kata dia.
“Kami akan bekerja sama dengan instansi terkait, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, untuk mencari solusi terbaik yang dapat diterapkan dengan cepat dan efektif,” pungkas Hariyanto.