ASPEK.ID, JAKARTA – Entrepreneur muge – pedagang ikan atau rempah hasil bumi -sangat berkesan bagi CEO Banda Group Sabri Aly. Ini adalah inspirasi dari ayahnya sebagai muge dengan sepeda. Ketika muge, keranjang muge tidak pernah kosong ketika masuk kampung dan ke luar dari kampung.
Sambil menjual, para muge sekaligus membeli komoditi dari kampung-kampung. Masuk dan ke luar Kampung, isi keranjang tetap penuh dengan komoditi.
“Saya belajar berdagang dari ayah yang dulu muge di Montasik. Saya bukan anak orang kaya. Jadi harus berjuang mandiri sejak merantau sekolah SMP ke Yogyakarta tahun 1980-an. Semangat entrepreneur muge harus kita nyalakan lagi agar Indonesia berkembang,” kata Sabri kepada Aspek.id, Minggu (15/9/2019).
Direktur di NET TV- Aceh, ini menuturkan, ayahnya melhat apa yang bisa dijadikan uang dan halal,maka semua dikumpulkan lalu menyewakan truk membawa ke Pasar Atjeh di Banda Aceh. Dari sini, pengurus Kadin Indonesia ini melihat pebisnis harus jeli melihat peluang yang bisa dijadikan komoditi.
“Peluang itu ada jika kita rajin mengadakan dan merawat silaturrahmi dengan berbagai pihak,” ungkap Komisioner De Royal Keraton yang akan membangun hotel dan apartemen di Yogyakarta pada Oktober mendatang.
Sabri kecil lahir di Montasik. Tamat SD di Aceh Besar merantau ke Yogyakarta. SMP dan SMA ditamatkan di daerah Istimewa dan menyelesaikan Kukiahnya di Jawa Tengah ini dengan suka duka. Menjual koran di lampu merah, agen koran, menjadi foto model untuk busana-busana di mall-mall di Yogyakarta dan kegiatan lain.
“Saya mengawali bisnis dari kecil-kecil. Prinsipnya, jika sudah ada laba sedikit, saya kerjakan. Biasa dalam berbisnis ini jatuh bangun yg penting jangan Manja, ada bangkrut atau ditipu,” jelas Sabri yang berbisnis di bidang konstruktif, properti, perkebunan dan lain-lain.
Sekjen Yayasan Teungku Chik Eumpe Awe ini menjelaskan orang Indonesia Aceh khususnya masih terjebak dengan kehebatan masa lalu. Menurutnya, kehebatan masa lalu harus dijadikan kekuatan untuk masa kini dan depan. Disebutkan nostalgia tidak menyebabkan kita lalai dengan masa kini.
“Jika kita terlalu asyik dengan politik atau tamsilan kapal perang, kini mari kita hidupkan kapal dagang/saudagar agar layar ekonomi negara ini bisa berkibar mengarungi samudera kesejahteraan kata ketua Aceh Business Club. Orang Indonesia seperti etnik Aceh, Padang, Bugis, dan lain-lain memiliki DNA berdagang. Gelorakan semangat berbisnis,” ajaknya yang aktif di berbagai kegiatan sosial.
Sejenak membuka sejarah, Sabri mengingatkan semangat pedagang dari Aceh, Padang, Jawa, Bugis dan lain-lain yang berdagang atau melakukan ekspor rempah-rempah bumi ke Malaysia dan Singapura. Jejak kehadiran mereka hingga kini bisa ditelusuri.
“Sebelum ada internet dan lain-lain, mereka sudah berbisnis antar negara. Mereka bisa lakukan hal itu Karena kemampuan analisis, kepercayaan dari rekan dagang, dan keberanian,” sebutnya yang sudah mengekspor rotan ke Eropa, Amerika dan lain-lain.
Ketika disinggung kedekatan dengan Wapres Jusuf Kalla., Sabri tidak menampiknya. Pengusaha nasional sudah akrab dengan Pak JK sejak Pak JK maju Pilpres bersama Pak SBY karena dirinya sebagai timses. Selanjutnya, Sabri menjadi Tim Pak Jokowi sejak Jokowi-JK di Jenggala Center.
“Ketika Pilpres 2019, saya membantu Pak Erick Thohir,” pungkasnya.