ASPEK.ID, JAWA TENGAH – Di zaman 4.0 ini pekerjaan manusia akan dialihkan ke mesin sehingga manusia harus siap dengan Internet of Things (IoT), Artifical Intelegent (AI), Big Data, Cloud Computing dan Blockchain.
“Revolusi Industri 4.0 mendorong perekonomian syariah. Kemajuan teknologi yang sangat masif itu dapat memberikan dampak signifikan dalam pembangunan sistem ekonomi syariah di Indonesia,” ungkap Ketua Asosiasi Dosen Akuntansi Indonesia Provinsi Jawa Tengah Edy Supriyono dalam seminar Optimalisasi Ekonomi Syariah di Era Revolusi Industri 4.0 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, Sabtu (14/9/2019).
Greget K. Buana, Islamic Finance Specialist of UNDP (United Nations Development Programme) menilai ekonomi syariah di Indonesia dapat membawa manfaat yang amat besar bila masyarakat dapat berpikir inovatif. Greget mencontohkan pembangunan pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) di Lampung.
Keberadaan PLTMH, ujarnya, dapat menjadi bukti nyata bahwa zakat yang digunakan secara produktif seperti PLTMH tersebut dapat langsung dirasakan manfaatnya bagi banyak orang.
Dia memandang bahwa ekonomi syariah seharusnya juga dapat menjadi economic trail dalam pembangunan keberlanjutan atau yang biasa dikenal sebagai Sustainable Developement Goals (SDG’s).
“Dari 17 SDG’s yang ada semuanya memiliki kesamaan dengan ekonomi syariah sehingga ekonomi syariah bisa digunakan untuk menjawab goals dalam masing-masing SDG’s tersebut,” kata Greget.
Pakar ekonomi syariah dan Anggota Dewan Syariah Nasional Adiwarman Azwar Karim mengatakan bahwa tampuh kepemimpinan bangsa ini akan ada di tangan anak-anak muda Indonesia, tidak terkecuali bagi pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
“Apa sih yang enggak dari Indonesia? Islamis fashion? Indonesia. Islamic Finance? Indonesia. Islamic Food? Indonesia. Islamic fun and entertainment? Indonesia,” pungkas Adiwarman dalam pernyataan tertulisnya.