ASPEK.ID, JAKARTA – Temasek Holdings, lembaga pengelola investasi Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa CEO Ho Ching akan segera pensiun pada 1 Oktober mendatang.
Ho Ching yang juga istri Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong itu tekah menjadi CEO Temasek sejak 2004 silam atau 17 tahun silam.
Diumumkan juga bahwa Ho Ching akan efektif digantikan oleh Dilhan Pillay Sandrasegara pada 1 Oktober 2021 mendatang.
“Suksesi kepemimpinan adalah tanggung jawab strategis dewan. Sandrasegara merupakan pengacara perusahaan terkemuka yang mapan,” kata ketua Temasek Holdings Lim Boon Heng dilansir dari Channel News Asia, Selasa (9/2).
Sementara itu Sandrasegara mengatakan dia merasa terhormat untuk mengambil pengangkatan baru itu.
“Dalam melanjutkan misi kami untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan melebihi generasi kami saat ini, inti dari kesuksesan kami adalah komitmen kami untuk membangun dunia yang lebih baik, lebih berkelanjutan,” katanya.
“Fokus kolektif kami adalah melakukan yang benar dan melakukan yang baik, bahkan ketika kami berusaha untuk melakukannya dengan baik, dengan keyakinan dan tujuan, karena kami terus melakukan hal-hal hari ini dengan hari esok yang jelas di pikiran kami,” tambahnya.
Profil Singkat
Dilhan Pillay Sandrasegara adalah mantan pengacara perusahaan yang telah bergabung dengan Temasek sejak 10 tahun yang lalu.
Dia memiliki lebih dari 20 tahun pengalaman di bidang hukum, terutama berfokus pada merger dan akuisisi, tata kelola perusahaan dan hukum perusahaan.
Pria berdarah India ini memainkan “beberapa peran penting” di Temasek, termasuk tugas dua tahun sebagai kepala Amerika, yang berbasis di New York, Amerika Serikat.
Pada tahun 2019, dia ditunjuk sebagai CEO Temasek International, di mana dia bertanggung jawab atas peran investor Temasek, mengelola investasi dan aktivitas portofolionya.
Temasek kini menjadi salah satu investor terbesar di dunia dan memiliki nilai portofolio bersih sebesar S$ 306 miliar setara US$ 230 miliar hingga Maret 2020.
Beberapa kepemilikan portofolio utamanya berada di DBS Group, China Construction Bank, Alibaba Group dan Standard Chartered Plc.





















