Jamaah haji Indonesia asal Aceh di Makkah menerima dana wakaf dari Baitul Asyi –lembaga yang mengelola dana wakaf Habib Bugak Asyi, warga Arab yang pernah tinggal di Aceh pada era 1.800-an.
Pembagian dana itu dilakukan setelah Shalat Ashar Asar di hotel tempat warga Aceh menginap di Hotel Shoqreyah, Raudah. Dalam acara itu hadir nazir Syaikh Abdul Latif Baltou dan bendahara Muhammad Sayyid, seorang warga negara Mesir.
Dalam sambutannya, Syaikh Abdul Latif Baltou, berpesan agar jamaah Aceh memperbanyak ibadah selama di Makkah karena pahala yang didapat berlipat ganda.
“Perbanyaklah shalat, perbanyak zikir, dan perbanyak puasa,” ucap Syaikh Abdul Latif dalam bahasa Arab, Selasa (21/6/2022).
Kemudian, dia mengumumkan total jumlah dana yang akan dibagikan. Semula 1.200 Riyal (SAR) atau sekitar Rp 4,5 juta menjadi 1.500 SAR atau sekitar Rp 6 juta. Hal itu disebabkan keinginan ahli waris untuk menempatkan seluruh jamaah Aceh di tempat yang dimiliki Habib Bugak Asyi, namun karena tidak memadai maka dikonversi menjadi uang yang dibagikan rata.
“Nazir memutuskan membagi (nilai) tempat tinggal di Makkah tahun ini (dengan menambah dana wakaf) menjadi Rp 1.500 riyal,” ucap Syaikh Abdul Latif dikutip dari kumparan.
“Alhamdulillah….” sahut jamaah saat mendengar pengumuman.
Pembagian pun berlangsung tertib dengan memanggil satu persatu jamaah yang sudah memegang kartu wakaf. Tanpa melihat latar belakang jamaah, masing-masing mendapat uang dalam bentuk riyal 1.500 SAR atau Rp6 juta.
“Ini adalah 1.5000 Riyal sekitar Rp 6 juta, hak milik Bapak Ibu semua. Tolong dipergunakan pada tempat-tempat yang mulia,”
Habib Bugak Asyi merupakan warga Arab yang pernah tinggal di Aceh. Dia pergi ke Makkah untuk berhaji dan membeli sebidang tanah di sekitar Masjidil Haram.
Tanah tersebut dia wakafkan untuk kepentingan masyarakat Aceh di Tanah Suci. Seiring perjalanan waktu, tanah wakaf Habib Bugak Asyi dikelola dengan profesional dan menjadi wakaf produktif.