ASPEK.ID, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga mengatakan bahwa, Kementerian BUMN hingga saat ini masih menggodok skema penggabungan dana pensiun di BUMN.
Dikatakan Arya, dana pensiun itu digabung agar dapat dikelola secara profesional oleh orang yang memahami pengelolaan dana pensiun.
“Bentuknya masih dipelajari mana yang bagus, aturan main dan benefit-nya nanti akan dilihat. Sekarang masih proses,” kata Arya dilansir dari laman Tempo di Kantor Kementerian BUMN di Jakarta, Kamis (23/1).
Arya juga mnejelaskan bahwa langkah tersebut diambil supaya lebih efisien pengawasan dana pensiun di perusahaan pelat merah yang bernaung di bawah Kementerian BUMN.
“Selama ini kan satu BUMN punya satu (pengelola dana pensiun). Kalau disatukan akan lebih efisien,” imbuhnya.
Sebelumnya BUMN Erick Thohir berencana melakukan reformasi asuransi dengan mengonsolidasikan dana pensiun di BUMN.
Namun, hal tersebut belum bisa dilaksanakan karena harus menunggu kinerja dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) serta PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia atau Asabri (Persero) menjadi sehat.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) merestui rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan reformasi di sektor jasa keuangan non-bank, termasuk asuransi dan dana pensiun.
“Perlu adanya reformasi di bidang lembaga keuangan non bank baik asuransi maupun dana pensiun dan lainnya,” kata Jokowi Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan di Ritz Carlton Pasific Place, Jakarta, Kamis (16/1).