ASPEK.ID, JAKARTA – Rektor Universitas Indonesaia (UI), Prof. Ari Kuncoro, S.E., M.A., Ph.D sangat mengkhawatirkan dampak yang ditimbulkan akibat perang dagang yang memperebutkan hegemoni Eropa, Amerika Serikat dan China atas perdagangan internasional.
Kekahwatiran Ari Kuncoro terhadap dampak perang dagang diakui lebih besar dibandingkan dengan dampak penyebaran virus Corona yang sedang mewaabah akhir-akhir ini.
Namun, Ari enggan menjabarkan secara rinci, apakah penyebaran virus Corona yang dialami China saat ini merupakan dampak dari perang dagang.
“Kalau virus Corona sifatnya hanya sementara,” kata Ari Kuncoro dilansir Antara usai acara Bincang Seru di Universitas Indonesia, Depok, Senin (17/2).
Ari mengatakan dampak dari perang dagang tersebut tentunya akan berpengaruh ke negara seperti Indonesia jika tidak siap. Namun meski demikian kata Ari, Indonesia memiliki keuntungan karena punya pasar domestik sendiri yang kuat.
“Kita kalau nggak siap bisa kena dampaknya. Tapi keuntungan kita adalah punya pasar domestik yang lebih besar,” ujarnya.
Ari juga membantah bahwa virus Corona saat ini telah membuat China lumpuh. Sebab hal tersebut kata dia hanya bersifat sementara.
Meski demikian, Ari khawatir jika industri Tiongkok melambat. Sebab hal tersebut akan berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia.
“Indonesia sangat tergantung karena ekspor kelapa sawit dan minyak sawit dan barang industri banyak dari China. Jadi kalau industri Tiongkok melambat, kita juga kena imbas,” katanya.
Oleh karena itu Arif menghimbau Indonesia harus mencari alternatif agar tidak terus bergantung.
“Kta harus cari alternatif dengan seluruh kemampuan anak negeri. Karena jika industri China terganggu, Indonesia akan kena dampaknya,” imbuh dia.