Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan potensi merapatnya perusahaan minyak dan gas (Migas) asal Uni Emirat Arab (UEA) untuk ikut mengambil 35 persen hak partisipasi proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela yang ingin dilepas Shell sejak dua tahun lalu itu.
Luhut mengatakan perusahaan asal Uni Emirat Arab itu nantinya akan ikut ambil bagian ke dalam konsorsium yang diinisiasi PT Pertamina (Persero) untuk mempercepat proses divestasi Shell di salah satu blok gas terbesar di dunia tersebut. Rencanannya konsorsium itu akan terdiri dari dua hingga tiga perusahaan patungan.
“Belum tahu kalau itu [China ikut], malah saya baru dengar, yang saya tahu ada dari tempat lain mungkin malah dari UAE [United Arab Emirates], mungkin ya,” kata Luhut, Jakarta, Sabtu (29/10/2022).
Luhut menegaskan pengembangan proyek Kilang LNG Abadi Blok Masela belakangan sudah menunjukkan tren positif tahun ini. Pemerintah, kata dia, telah mendorong sejumlah perusahaan Migas internasional untuk ikut berpartisipasi pada pengembangan wilayah kerja tersebut.
“Masela saya kira jalan, saham 35 persen Shell akan diambil oleh Pertamina mungkin nanti akan joint venture, dengan siapa? Ada beberapa kandidat yang kita dorong ke situ,” kata dia.
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) membeberkan ExxonMobil belakangan ikut melakukan studi pengambilan sebagian hak partisipasi Shell di proyek Kilang Gas Alam Cair (LNG) Abadi Blok Masela.
Adapun studi itu dilakukan setelah operator proyek LNG Abadi Blok Masela Inpex Masela Ltd. mengundang ExxonMobil untuk ikut meninjau data room terkait dengan pengembangan salah satu blok migas laut dalam terbesar di dunia tersebut.