ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan bahwa dalam tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang pertama adalah menghapus kemiskinan.
“Karena kemiskinan adalah the core problem dari seluruh problem yang menjadi goals SDGs,” kata Menteri Eko.
Eko berpandangan bahwa untuk bicara mengenai kemiskinan adalah bicara aktivitas ekonomi yang mampu membuat orang-orang terutama di desa keluar dari kemiskinan.
“Seperti yang kita kerjakan sekarang, kemiskinan itu terjadi karena tidak ada aktivitas ekonomi di daerah-daerah miskin tersebut karena berbagai faktor terutama infrastruktur, makanya pemerintah secara masif membangun infrastuktur bukan hanya yang besar-besar tapi yang kecil-kecil di desa. Begitu infrastrukturnya ada, kita melakukan pendampingan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder seperti swasta, BUMN, perbankan, supaya ada pendampingan,” jelasnya.
Kalau ada economic aktivity, lanjutnya, otomatis kemiskinan akan berkurang, problem-problem di SDGs seperti edukasi, stunting, otomatis akan terselesaikan. “Kuncinya ada di pendampingan dan ajak semua stakeholder,” ungkapnya.
Mendes Eko memberikan paparan tentang inovasi pembiayaan SDGs untuk pembangunan desa. Menurutnya perlu bisnis model untuk aktivitas ekonomi dengan menerapkan bisnis model pembangunan desa melalui program unggulan Kemendes PDTT yaitu pengembangan Produk Unggulan Kawasan Perdesaan (Prukades) dan pengembangan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
“Output dari pembiayaan, kalau yang kita lakukan adalah mempertemukan private sektor dengan pimpinan daerah, karena usulan yang paling tahu itu pimpinan daerah. Dari situ terjadi kesepakatan, kita tinggal bantu, pemerintah dari kementerian terkait, termasuk dari bank. Dan buat bank dengan uang yang sama itu dipakai untuk modal kerja BUMDes, memberikan KUR kepada petani dan kepada dunia usaha,” terangnya.
Bisnis model seperti itu menurutnya mudah di ditiru oleh masyarakat. Kuncinya adalah bagaimana mengurangi kemiskinan karena kita banyak memberikan subsidi-subsidi yang pada akhirnya membuat masyarakat menjadi tergantung.
Ia menegaskan kembali bahwa menghapus kemiskinan terutama di desa-desa dan daerah tertinggal kuncinya menciptakan aktivitas ekonomi. Disamping pengembangan infrastruktur (konektivitas jalan, listrik, internet), juga yang tak kalah penting adalah kerjasama dengan bank, kerjasama dengan BUMDes, pihak swasta dan lain-lain.