Direktur Utama PT Pelindo III Boy Robyanto menyebutkan pihaknya memakai penyertaan modal negara (PMN) Rp 1,2 trilliun untuk pengembangan Pelabuhan Benoa Bali dalam konsep Bali Maritime Tourism Hub (BMTH).
Dana tersebut akan digunakan untuk pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 yang merupakan salah satu dari 16 paket pengembangan BMTH.
Boy mengatakan pengerukan alur dan kolam pelabuhan tahap 2 merupakan lanjutan dari pekerjaan sebelumnya pada 2019. Kolam yang dikeruk itu memiliki kedalaman alur 12 meter low water spring (MLWS).
“Pengerukan alur dan kolam ditahap ini areanya lebih luas, akan menjangkau hingga area pengembangan pelabuhan di sisi utara Pelabuhan Benoa saat ini, kedalaman akan merata hingga minus 12 MLWS,” kata Boy dalam keterangan resminya, Sabtu (11/09/2021).
Boy menyebut area yang dikeruk yakni kolam dermaga timur, kolam putar, alur pelayaran (pelebaran), kolam dermaga yacht club. Selanjutnya adalah kolam dermaga LNG, curah cair dan petikemas serta kolam dermaga selatan.
Pengerukan alur dan kolam pelabuhan dilakukan kembali karena pada beberapa area kedalaman alur dan kolam belum merata. Kedalaman di area pengembangan pelabuhan misalnya, kedalaman saat ini berkisar antara minus 1-3 MLWS.
“Area pengembangan sisi utara Pelabuhan Benoa direncanakan untuk area petikemas, curah cair, dan LNG yang terpisah dengan area wisata, sehingga membutuhkan kolam pelabuhan yang dalam, bisa diakses kapal tanker dengan panjang 180 meter dengan boot 50.000 deadweight tonnage (DWT),” jelasnya.
Baca juga: Pelindo III: Pengembangan Pelabuhan Benoa Selesai 2023
Menurutnya, konsep pengembangan BMTH sudah menggambarkan Bali sebagai daerah tujuan wisata yang berwawasan budaya dan kearifan lokal Bali.