ASPEK.ID, JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) saat ini sedang berupaya optimal untuk memburu cadangan migas baru mengingat makin semakin meningkatnya kebutuhan minyak dan gas bumi (migas).
Direktur Eksplorasi PHE, Abdul Mutalib Masdar menyebutkan bahwa, Indonesia sekarang masih memiliki potensi migas, salah satunya di kawasan Tarakan Basin, Nunukan, Kalimantan Utara.
Cekungan Tarakan merupakan salah satu dari 3 cekungan tersier utama yang terdapat di bagian timur continental margin Kalimantan (dari utara ke selatan: Cekungan Tarakan, Cekungan Kutai dan Cekungan Barito), yang dicirikan oleh hadirnya batuan sedimen klastik sebagai penyusunnya yang dominan, berukuran halus sampai kasar dengan beberapa endapan karbonat.
Secara fisiografi, Cekungan Tarakan meliputi kawasan daratan dan sebagiannya lagi kawasan lepas pantai. Di bagian utara dibatasi oleh tinggian Semporna yang terletak sedikit di utara perbatasan Indonesia-Malaysia, di sebelah selatan oleh Punggungan Mangkalihat yang memisahkan Cekungan Tarakan dengan Cekungan Kutai.
Kemudian ke arah barat dari cekungan meliputi kawasan daratan sejauh 60 sampai 100 km dari tepi pantai hingga Tinggian Kucing, ke arah timur batas cekungannya diketahui melewati kawasan paparan benua dari Laut Sulawesi
“Potensi yang ada di Tarakan Basin memiliki potensi lebih dari 2 BBOE atau milyar oil ekuivalen. Dimana sebagian dari potensi ini dimiliki oleh PHE dengan 4 Wilayah Kerja (WK) operator, yaitu PHE Nunukan , JOB Simenggaris, PHE Maratua dan East Ambalat,” kata dia dalam keterangan resminya, Jum’at (6/9/2019).
Penemuan sumur migas Parang-1 di Blok Nunukan, yang memiliki potensi cadangan sebesar 221 MMBOE telah menjadikan Blok Nunukan sebagai salah satu dari 10 penemuan migas terbesar di dunia.
Abdul Mutalib menambahkan, selain potensi cadangan yang cukup besar, ada hal yang menarik dan challenging bila bicara mengenai Cekungan Tarakan.
“Lokasinya berada di area perbatasan Indonesia dan Malaysia,sehingga bila Pertamina berhasil mengeksplorasi area ini tentu memperkuat otoritas politik Indonesia,” tegasnya.
Di sisi lain, pengembangan wilayah luas 68.000 km2 ini akan memberikan multiplier effect positif bagi perekonomian serta sosial masyarakat.
“Cekungan Tarakan adalah sebuah harapan besar Indonesia dan harapan besar bagi dunia eksplorasi,” imbuh Abdul Mutalib.
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero). Hingga saat ini, PHE mengelola portofolio dan/atau operasional sebanyak 58 anak perusahaan, 6 perusahaan patungan dan 2 perusahaan afiliasi yang mengelola blok-blok migas di dalam dan luar negeri, serta bergerak di kegiatan usaha hilir migas dan services, dengan jumlah pekerja sampai tahun 2018 sebanyak 2.315 orang.
Pada akhir tahun 2018, PHE memiliki 58 anak perusahaan yang terdiri dari 53 AP di dalam negeri dan 5 AP di luar negeri, yang mengelola 48 wilayah kerja dalam negeri dan 2 wilayah lkerja luar negeri.
PHE juga memiliki anak perusahaan afiliasi yaitu PT Arun NGL dan Natuna-2 BV dan memiliki saham di 4 perusahaan patungan yaitu PT Donggi Senoro LNG, PT PDSI, PT Pertagas Niaga, PT Pertamina Hulu Indonesia, PT Pertamina Mahakam, PT Pertamina Drilling Company dan PT Pertamina Geothermal Energi Lawu.