Rapat Paripurna DPR RI menetapkan Lodewijk F. Paulus sebagai Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Korpolkam) dari Fraksi Golkar sisa masa jabatan 2019-2024, Kamis (30/9).
Penetapan tersebut sekaligus persetujuan pergantian M. Azis Syamsuddin yang mengundurkan diri dari jabatan sebagai Pimpinan DPR RI.
Ketua DPR RI Dr. (H.C.) Puan Maharani menyampaikan, Pimpinan Dewan telah menerima surat dari Dewan Partai Golkar Tanggal 28 September 2021 perihal persetujuan Pergantian Antar Waktu (PAW) Pimpinan DPR RI dari partai Golkar sisa masa jabatan 2019-2024.
Setelah mendapatkan persetujuan anggota dewan, upacara pelantikan dilanjutkan dengan pengucapan sumpah jabatan Lodewijk F. Paulus sebagai Wakil Ketua DPR RI dipandu Ketua Mahkamah Agung M Syarifuddin.
“Demi Allah saya bersumpah, bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya sebagai Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dengan berpedoman pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,” ikrar Lodewijk.
Dengan begitu, susunan susunan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat RI Masa Keanggotaan Tahun 2019-2024 menjadi sebagai berikut Ketua Dr. (H.C.) Puan Maharani (A-188) dari Fraksi PDI Perjuangan, Wakil Ketua Korpolkam Lodewijk F. Paulus (A-281) dari Fraksi Golkar, dan Wakil Ketua Korekku Sufmi Dasco Ahmad (A-199) dari Fraksi Gerindra.
Selanjutnya Wakil Ketua Korinbang Rachmat Gobel (A-141) dari Fraksi NasDem, Wakil Ketua Korkesra Abdul Muhaimin Iskandar (A-44) dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.
Baca Juga: Wismoyo Arismunandar Dalam Kenangan Prabowo Subianto
Profil Singkat
Letnan Jenderal TNI (Purn.) Lodewijk Freidrich Paulus yang lahir pada 27 Juli 1957, adalah mantan perwira tinggi militer Indonesia yang berasal dari TNI Angkatan Darat.
Dia adalah Danjen Kopassus ke-24 menjabat sejak 4 Desember 2009 menggantikan Mayjen TNI Pramono Edhie Wibowo. Ia menjabat sebagai Danjen Kopassus hingga 8 September 2011, hingga digantikan oleh Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya.
Ia kemudian menjadi Pangdam I/Bukit Barisan dari September 2011 hingga Juni 2013. Jabatan terakhir Lodewijk sebelum pensiun adalah Dankodiklat TNI-AD, menjabat dari Juni 2013 hingga Juli 2015.
Ia mengawali pendidikannya pada tahun 1964 di sebuah sekolah dasar yang dikelola oleh organisasi Muhammadiyah dan lulus pada tahun 1970.
Setelah itu, ia mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Manado hingga tahun 1973. Ia kemudian pindah ke kota Palu di Sulawesi Tengah dan dimasukkan ke Sekolah Menengah Atas Negeri Palu.
Setelah menamatkan pendidikan sekolah menengah atas pada tahun 1976, Paulus mendaftarkan diri dan diterima sebagai siswa Akademi Militer. Ia lulus dari Akademi Militer dan dilantik pada tahun 1981.
Paulus menjalani kursus singkat dalam bidang infanteri selama beberapa bulan setelah ia dilantik. Ia bergabung dengan kesatuan Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassandha, sekarang Kopassus) usai menamatkan kursus tersebut dan ditempatkan sebagai komandan salah satu peleton.
Kariernya di Kopassus menanjak, mulai dari komandan sub tim, tim, batalyon, dan grup, hingga ia diangkat sebagai Komandan Detasemen Khusus 81 pada tahun 2001.
Dua tahun menjabat sebagai orang nomor satu di Detasemen Khusus 81, Paulus dipindahkan ke luar lingkungan Kopassus. Ia dipindahkan ke Komando Daerah Militer I/Bukit Barisan di Sumatera Utara dan mengemban jabatan sebagai Asisten Operasi Kepala Staf Daerah Militer (Asops Kasdam) dari tahun 2003 hingga 2005 dan Komandan Resimen Induk Daerah Militer (Danrindam) dari tahun 2005 hingga 2006.
Dari Sumatera Utara, Paulus dimutasi kembali ke Jakarta untuk menjabat sebagai Komandan Resor Militer 052/Wijayakrama.[5] Di tengah masa jabatannya, Paulus terpilih menjadi komandan upacara penurunan bendera dalam upacara HUT Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2006.
Baca Juga: Rekam Jejak Herindra, Wamenhan yang Jadi Komisaris Utama Len Industri
Setelah satu tahun bertugas sebagai danrem, pada tanggal 5 Oktober 2007, Paulus dimutasi ke Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat sebagai Direktur Latihan.
Paulus menyerahkan jabatan danrem kepada Kolonel Inf. Sonny Widjaja pada tanggal 29 Januari 2008. Sesuai dengan jabatan barunya, Paulus memperoleh kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Pada 23 Oktober 2009, Panglima TNI mengeluarkan surat keputusan yang mengangkat Paulus sebagai Komandan Jenderal Kopassus, menggantikan Pramono Edhie Wibowo.
Jabatan tersebut secara resmi diserahkan kepada Paulus dalam upacara yang dilangsungkan di Markas Komando Kopassus pada tanggal 4 Desember 2009. Pangkat Paulus kemudian dinaikkan menjadi Mayor Jenderal dua minggu setelah serah terima jabatan. Ia menjabat hingga digantikan oleh Wisnu Bawa Tenaya pada tanggal 15 September 2011.
Setelah pensiun dari militer, Paulus bergabung dengan Partai Golkar pada tahun 2016 dan diangkat sebagai Ketua Koordinator Bidang Kajian Strategis enam bulan setelahnya.
Ia juga sempat ditunjuk sebagai pelaksana tugas Ketua DPD Golkar Lampung pada bulan September 2016, menggantikan M. Alzier Dianis Thabranie yang diberhentikan.
Dua tahun setelah bergabung dengan Partai Golkar, Paulus ditunjuk oleh Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Golkar pada tanggal 22 Januari 2018, menggantikan Idrus Marham yang menjadi Menteri Sosial.
Paulus kembali ditunjuk sebagai sekretaris jenderal setahun kemudian dalam Musyawarah Nasional Partai Golkar yang diadakan pada awal bulan Desember 2019.