Ketua Tim Percepatan Baterai Kendaraan Listrik, Agus Tjahajana Wirakusumah menyebutkan tingkat penerimaan masyarakat Indonesia terhadap kendaraan listrik paling baik dibandingkan negara lain di Asean.
Hal ini berdasarkan temuan penelitian Hyundai Motor terkait tingkat penerimaan masyarakat Asean terhadap kendaraan listrik.
“Saya agak impress dengan hasil riset Hyundai yang mengatakan bahwa di Asean yang paling welcome dengan kendaraan listrik mobil listrik itu ternyata Indonesia,” katanya dalam webinar akhir pekan ini.
Riset ini menunjukan tingkat penerimaan masyarakat di RI terhadap kendaraan listrik mengalahkan Singapura, Malaysia, Filipina dan Thailand. Mengutip Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), meskipun volumenya masih kecil, pertumbuhan penjualan mobil listrik meningkat signifikan secara persentase.
Pada 2020 pengiriman mobil listrik ke konsumen naik hampir 100 persen atau dari 685 unit menjadi 1.108 unit. Pada 2021, hingga Juni, penjualan mobil listrik menjadi 1.900 unit.
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi memaparkan bahwa hybrid terjual 1.378 unit, PHEV 34 unit, dan BEV menyumbang 488 unit.
“Ini meningkat jauh dibandingkan tahun lalu, di mana hybrid terjual 1.108 unit, PHEV 6 unit, dan BEV 120 unit,” sebut Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi
Nangoi menyatakan realisasi tersebut masih terpaut jauh dari potensi pasar yang dimiliki oleh Indonesia. Tingginya harga jual mobil listrik menjadi tantangannya.
“Kalau [mobil listrik] ingin berkembang di Indonesia, kita harus menekan harga mobil listrik di bawah Rp300 juta agar daya beli masyarakat dapat menjangkau,” ungkapnya.