Save the Children menuntut gencatan senjata segera di tengah krisis kemanusiaan yang mengerikan di Jalur Gaza. Badan ini memperingatkan, satu anak terbunuh dalam 15 menit dan jumlah korban akan meningkat seiring dengan habisnya air.
“Lebih dari 1.000 anak dilaporkan gugur dalam 11 hari serangan udara di Gaza, satu anak setiap 15 menit, dan sepertiga dari total korban jiwa di Gaza adalah anak-anak,” kata badan amal yang berbasis di Inggris dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (17/10/2023).
Situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Gaza berada di bawah kepungan totat. Save the Children mencatat, peringatan sebelumnya oleh Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk warga Palestina (UNRWA) tentang air bersih.
“Air hampir habis dan waktu hampir habis untuk anak-anak Gaza. Tanpa berakhirnya pertempuran, tanpa gencatan senjata ribuan nyawa anak-anak berada dalam bahaya,” kata direktur kantor Save the Children Palestina Jason Lee.
Laporan yang menyatakan pemerintah Israel melanjutkan pasokan air ke Gaza selatan pada akhir pekan. Namun lembaga tersebut mengatakan, bahwa pompa air yang bergantung pada listrik tidak berfungsi selama empat hari tanpa listrik di Jalur Gaza.
“Pagi ini, PBB memperingatkan bahwa semua rumah sakit di Gaza diyakini hanya memiliki sisa bahan bakar sekitar 48 jam untuk mengoperasikan generator cadangan, sehingga ribuan pasien, termasuk anak-anak, berada dalam risiko,” ujar Lee disadur dari republika.
Pengeboman dan blokade Israel terhadap Jalur Gaza berlanjut 11 hari setelah perang dengan kelompok Hamas. Menurut UNRWA, lebih dari satu juta orang mengungsi atau hampir setengah dari populasi Gaza.
Pertempuran dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas memulai Operasi Badai Al-Aqsa yang sebuah serangan mendadak multi-cabang yang mencakup rentetan peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Dikatakan bahwa serangan tersebut merupakan pembalasan atas penyerbuan Masjid Al Aqsa dan meningkatnya kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel.
Militer Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi terhadap sasaran Hamas di Jalur Gaza. Lebih dari 4.400 orang meninggal dalam konflik bersenjata tersebut, termasuk sedikitnya 3.001 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.