ASPEK.ID, JAKARTA – PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoopada tanggal 14 Oktober 2019 menandatangani Sales and Purchase Agreement (SPA) dengan PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), Senin (14/10/2019).
Mitratel dan Protelindo telah ditetapkan sebagai pemenang dari proses tender penjualan 3.100 menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo dan masing-masing memenangkan 2.100 dan 1000 menara dengan total transaksi sebesar Rp 6,39 trilliun.
PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) adalah anak usaha Telkom Indonesia yang bergerak sebagai provider pada bisnis penyediaan menara pemancar telekomunikasi dan infrastruktur bagi beberapa operator telekomunikasi di Indonesia. Nilai dari 2.100 menara yang dimenangkan Mitratel sekitar Rp4,43 triliun.
Direktur Utama Mitratel, Herlan Wijanarko mengatakan bahwa proses akuisisi 2.100 menara Indosat Ooredoo ini akan semakin memperkuat fundamental bisnis dan menciptakan nilai tambah bagi Mitratel secara signifikan, sekaligus sejalan dengan rencana jangka panjang Perseroan.
Saat ini Mitratel dikatakan Herlan telah mengelola lebih dari 13.700 tower telekomunikasi yang tersebar di berbagai wilayah dan melayani semua operator seluler di Indonesia.
“Pengambilalihan kepemilikan menara telekomunikasi Indosat Ooredoo ini menjadi salah satu langkah TelkomGroup melalui Mitratel untuk menjadi dominant player di industri menara di Indonesia,” ujar Herlan Wijanarko.
Sementara itu Direktur Wholesale & International Service Telkom, Edwin Aristiawan dalam keterangan resminya, Selasa (15/10/2019) mengatakan, akuisisi ini merupakan salah satu strategi bisnis untuk meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.
Kami memiliki peluang untuk meningkat tenancy ratio yang lebih tinggi melalui sinergi TelkomGroup bersama Telkomsel,” katanya.
Disebutkan Edwin, akuisisi ini juga dilakukan mengingat potensi yang dimiliki oleh menara telekomunikasi milik Indosat Ooredoo tersebut. Akuisisi juga lebih efektif dan efisien dalam memberikan added value bagi perusahaan dibandingkan membangun menara telekomunikasi dari awal.
“Menara telekomunikasi ini memiliki tenancy ratio di atas rata-rata industri dengan struktur yang kokoh dan coverage seluruh Indonesia. Ini menjadi potensi yang baik untuk bisnis menara TelkomGroup ke depan,” ujarnya seraya menyebut bahwa bisnis menara telekomunikasi ke depan diprediksikan semakin baik, khususnya menyambut kedatangan teknologi 5G di Indonesia.