Total utang negara Ukraina (langsung dan terjamin) pada bulan November meningkat sebesar 2,8% atau $4,37 miliar dibandingkan dengan bulan Oktober ke rekor $159,74 miliar atau sekitar Rp2.555,84 triliun (kurs Rp16.000 per USD)
“Pada bulan Oktober, utang nasional mencapai $155,37 miliar, yang juga merupakan rekor. Jumlah total utang negara langsung pada tanggal pelaporan adalah 6.365,47 miliar hryvnia ($153,03 miliar) dibandingkan dengan 6.134,58 miliar hryvnia ($148,61 miliar) pada bulan sebelumnya. Pada saat yang sama, utang luar negeri langsung meningkat dari $105,9 miliar menjadi $109,57 miliar selama bulan tersebut,” seperti dikutip dari Kantor Berita TASS.
Utang domestik langsung dalam bentuk hryvnia meningkat dari 1.762,97 miliar hryvnia menjadi 1.807,99 miliar hryvnia (dari $42,71 miliar menjadi $43,47 miliar). Utang yang dijamin negara pada akhir bulan berjumlah 279,21 miliar hryvnia ($6,71 miliar).
Utang publik Ukraina pada tahun 2023 mencapai $145,32 miliar, yang juga merupakan rekor. Kemudian meningkat sebesar 30,4%, atau $33,87 miliar.
Pemerintah Ukraina telah berulang kali mengakui bahwa menaikkan pajak dan bea cukai tidak dapat dihindari dan tidak ada alternatif untuk tindakan ini.
Kiev mengatakan bahwa negara itu hanya dapat menutupi pos anggaran militernya sendiri, sementara semua hal lainnya dibiayai dengan bantuan sekutu.
Pemerintah telah menyerahkan rancangan anggaran untuk tahun 2025 kepada Rada, yang mencakup defisit sebesar 1,6 triliun hryvnia ($38,68 miliar) dan berencana untuk menurunkan nilai tukar mata uang nasional menjadi 45 hryvnia per dolar.
Kantor berita RBC-Ukraina melaporkan bahwa berdasarkan analisis dokumen tersebut, utang publik negara itu pada akhir tahun depan akan mencapai 101,8% dari PDB, dan ada rencana untuk menarik $34,8 miliar dalam bentuk pinjaman luar negeri. Pada saat yang sama, sekutu Barat dengan tegas merekomendasikan agar Kiev menemukan lebih banyak sumber untuk meningkatkan kemampuannya dalam membiayai sendiri.