Di tengah kenaikan harga BBM subsidi dan Pertamax, SPBU Vivo menjadi incaran masyarakat lantaran adanya BBM dengan kadar RON 89 yang dinilai lebih murah dari Pertalite, dibanderol Rp 8.900 per liter. Konsumen mengabarkan bahwa RON 89 yang dijual Vivo dengan nama Revvo 89 sudah tak ada di pasaran.
Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyebut, jika dihitung sesuai dengan formulasi Kepmen ESDM nomor 62 tahun 2022, Vivo sebenarnya merugi dengan menjual RON 89 di harga tersebut.
“Katakanlah dengan ICP USD 106 per barel dan patokan kurs 14.500 per dolar AS, kita kalikan jadi 106 x 14.500 : 159 itu dapat sudah Rp. 9.749 per liter. Kalau kita menggunakan formula dari Kepmen ESDM nomor 62 tahun 2022, nantikan dikalikan lagi, ditambah lagi biaya alpha pengadaan, belum lagi PPN, PPKB, dan pastinya belum termasuk margin,” kata Mamit Selasa (6/9/2022).
“Kedua, kenapa harga di Vivo lebih murah? karena, menurut saya, RON yang dijual Vivo itu hanya 89. Sedangkan kalau Pertalite kan jenis RON 90. Jadi, meskipun hanya beda 1 level RON-nya, secara kualitas masih jauh lebih baik produk Pertalite,” ujarnya ditulis dari liputan6.
Mamit menyebut, apa yang dilakukan Vivo merupakan strategi marketing dan meningkatkan portofolio perusahaan di masyarakat – ketika mereka berbondong-bondong membeli RON 89 saat harga BBM subsidi Pertalite naik.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa pemerintah tidak pernah melakukan intervensi terhadap penetapan harga Jenis Bahan Bakar Minyak Umum (JBU). Pernyataan ini menjawab kabar yang ramai di masyarakat bahwa pemerintah mengatur harga Bahan Bakar Umum yang dijual oleh Badan Usaha PT Vivo Energy Indonesia.