ASPEK.ID, JAKARTA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan ada tiga kunci yang mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional di 2021.
Pertama, yakni menjaga konsumsi rumah tangga untuk mendorong daya beli masyarakat, sebab hal ini menyumbang 57 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.
Kedua, percepatan reformasi -baik fiskal maupun struktural- antara lain melalui UU Cipta Kerja, reformasi anggaran, dan pembentukan Lembaga Pengelola Investasi (LPI).
Penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list juga diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri.
Sedangkan yang ketiga, penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI) atau positive list juga diharapkan akan membantu penambahan investasi ke dalam negeri.
“Untuk kelas menengah atas dapat didorong kepercayaannya kembali kepada kondisi perekonomian nasional, sehingga mereka mau membelanjakan uangnya lagi,” jelasnya, Selasa (19/1/2021).
Ditambahkannya, untuk kelas menengah bawah dapat dijaga daya belinya dengan menggencarkan program bantuan sosial, perlindungan sosial, maupun penguatan UMKM (misalnya melalui KUR).
Airlangga yakin ekonomi Indonesia diproyeksikan mengalami perbaikan pada kuartal IV/2020. Kondisi ini, menurutnya, akan berlanjut hingga pada 2021 ini hingga tumbuh di kisaran 4,5 persen-5,5 persen.
Dia melihat prompt indikator menunjukkan kinerja industri dan kegiatan dunia usaha juga akan semakin baik di triwulan I/2021.
“Meskipun saat ini masih ada pembatasan sosial, namun akan kita dorong dalam waktu setahun ini,” pungkas Airlangga.
Pada Desember 2020, Bank Dunia juga telah merekomendasikan empat kunci yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia, yakni memprioritaskan kesehatan public; monitoring dan melanjutkan bantuan kepada rumah tangga dan korporasi, terutama masyarakat 40% terbawah; reformasi fiskal; dan reformasi struktural.