Pengamat penerbangan Alvin Lie menilai PT Citilink Indonesia lebih siap menggantikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk sebagai maskapai nasional.
psi itu muncul bila Garuda Indonesia akhirnya dipailitkan Kementerian BUMN selaku pemegang saham. Sementera Kementerian BUMN menyiapkan PT Pelita Air Service (PAS) yang digadang-gadang menggantikan Garuda.
Alvin menyatakan Citilink sebagai maskapai niaga berjadwal dinilai lebih siap untuk mengambil alih rute maupun pelanggan Garuda.
Sementara, Pelita sebagai maskapai charter dinilai akan menerima tantangan berat bila mendadak mengembangkan penerbangan niaga berjadwal menggantikan Garuda.
Tantangan itu tak hanya dari sisi permodalan, namun juga kesiapan armada, sumber daya manusia (SDM) maupun organisasi.
“Akan lebih baik jika Pelita Air bertransformasi secara bertahap, daripada mengembangkan bisnis secara ekstrem,” jelas Alvin, Kamis (21/10/2021).
Alvin menyatakan kemungkinan pemerintah mempersiapkan Pelita Air untuk menjadi maskapai lini kedua sebagai mitra atau pelapis Citilink. Citilink, kata dia, dapat berbagi peran dengan Pelita Air untuk membangun grup usaha aviasi yang berdaya saing kuat dalam industri.
“Misalnya Citilink menjadi full service carrier dan Pelita menjadi low cost carrier. Pelita juga dapat menjadi feeder Citilink. Pengalaman dan jejaring bisnis Pak Albert Burhan (Direktur Utama Citilink) memimpin Citilink menjadi aset strategis Pelita Air dalam mengembangkan bisnisnya dan bermitra dengan Citilink,” jelasnya dikutip dari Sindonews.
Alvin menjelaskan Pelita Air anak perusahaan PT Pertamina (Persero) memiliki operasi yang cukup sehat sebagai operator penerbangan charter.
“Namun skala operasi Pelita Air jauh lebih kecil dibanding Garuda maupun Citilink. Secara finansial Pelita Air cukup sehat dan Pertamina selaku induk perusahaan, memberi dukungan permodalan untuk mengembangkan bisnisnya,” ujar Alvin.
Pelita mengoperasikan pesawat-pesawat kecil yang mencakup ATR 42-500, ATR 72-500, CASA 212-200 dan sejumlah helikopter.
Pelita juga dipercaya mengoperasikan dan merawat pesawat Bae 146/ AVRO registrasi PKPJJ yang dulu dioperasikan sebagai pesawat Kepresidenan. Sebelumnya Pelita Air juga pernah mengoperasikan pesawat jet Fokker 70 dan Fokker 100.
Perusahaan penerbangan ini baru saja memesan pesawat Airbus A320 dan mengajukan permohonan izin menjadi operator penerbangan niaga berjadwal.
“Pelita sedang mempersiapkan diri memasuki bisnis penerbangan Niaga Berjadwal,” paparnya.